Page 33 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 33
24 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
Berbagai godaan, seperti: kredit konsumsi, livelihood non-farm,
dan menjadi angkatan kerja di kota besar; merupakan tantangan
yang wajib direspon secara arif oleh Pemerintah Desa Prigelan dan
para petani. Livelihood on-farm dan off-farm yang dipilih oleh para
petani juga perlu mendapat dukungan, agar tindakan yang muncul
dari kesadaran personal dan kolektif ini tumbuh dengan baik. Pilihan
petani atas livelihood on-farm haruslah dipandang sebagai sesuatu
yang mulia, sehingga harus diimbangi oleh kesadaran Pemerintah
Desa Prigelan, Pemerintah Kabupaten Purworejo, dan Pemerintah
Pusat untuk memberi dukungan yang memadai. Meskipun diakui
oleh Kepala Desa Prigelan, bahwa berbagai godaan yang dihadapi
petani memang tidak mudah untuk diatasi.
Namun demikian Kepala Desa Prigelan menjelaskan, bahwa
Pemerintah Desa Prigelan berusaha menghadapinya melalui
penerapan relasi kuasa yang bernuansa power over relation. Hal
ini diperlukan agar strategi pertanahan yang diterapkan mampu
menjamin pencapaian tujuan, misal: (1) isi strategi pertanahan
mampu mengakomodasi kebutuhan petani; (2) dapat diakui sebagai
instrumen yang memberdayakan petani; dan (3) dapat dimaknai
sesuai tujuannya oleh Gabungan Kelompok Tani Desa Prigelan,
seluruh kelompok tani dan petani di desa ini. Dengan demikian
meskipun muncul relasi kuasa yang mendominasi, tetapi hal ini
merupakan upaya untuk memberdayakan petani.
Power over relation (relasi kuasa yang mendominasi)
tidaklah dimaksudkan untuk “memberangus” posisi dan peran
petani, sebaliknya justru untuk mendorong petani mencapai
kesejahteraannya melalui livelihood on-farm. Pemerintah Desa
Prigelan telah menetapkan pilihan yang tepat, ketika melaksanakan
power over relation, karena berdasarkan kondisi fisik wilayah dan
sosio-ekonomi yang ada di desa ini, maka hal yang paling relevan