Page 34 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 34

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  25

            adalah  livelihood yang dibangun di atas  basis pertanian.  Relevansi
            nampak pada adanya: (1) infrastruktur sosial, berupa norma sosial
            di desa ini yang bernuansa tani; (2) struktur sosial, berupa adanya
            lapisan sosial yang terdiri dari petani pemilik tanah sawah dan petani
            yang tidak memiliki tanah sawah; dan (3) supra struktur sosial, berupa
            sistem nilai yang menjunjung tinggi kebersamaan dan harmoni sosial.
                Pelaksanaan power over relation juga memudahkan Pemerintah
            Desa Prigelan dalam mendorong berlakunya “ideologi” pemberdayaan
            di desa ini. Hal inilah yang kemudian mengkonstruksi hubungan antara
            Gabungan Kelompok  Tani Desa Prigelan,  serta kelompok  tani  dan
            petani di desa ini dengan Pemerintah Desa Prigelan, yang berdasarkan
            pada “ideologi” yang disepakati bersama, yaitu ideologi pemberdayaan.
                Kekuasaan yang merupakan konsep yang kompleks dan abstrak
            selanjutnya diwujudkan secara nyata oleh Pemerintah Desa Prigelan
            dengan mempengaruhi kehidupan petani agar lebih adil, sejahtera,
            dan harmonis. Strategi  pertanahan berperan  sebagai instrumen
            relasi kuasa yang mampu menjadi “pusat” kegiatan pertanian, untuk
            memperjuangkan kelangsungan  profesi  dan hidup  petani. Pusat
            kegiatan ini berfungsi untuk mengatasi masalah, terutama masalah
            tenaga kerja pertanian di Desa Prigelan.
                Tenaga kerja  di Desa Prigelan  didorong  untuk bersungguh-
            sungguh berada di bidang pertanian, baik dalam kontek livelihood
            on-farm, maupun  dalam konteks  livelihood  off-farm. Dengan
            memperhatikan  penggunaan  tanah di desa  ini,  yang  terdiri dari
            pemukiman, pekarangan (tanah kering) dan sawah (tanah basah),
            maka livelihoon on-farm dan off-farm memiliki peluang yang relatif
            besar.  Livelihood non-farm  tetap  terbuka  untuk dimasuki oleh
            tenaga kerja di desa ini, tetapi dalam skala yang relatif kecil. Dengan
            demikian  livelihood  yang  dikembangkan memiliki keterkaitan
            dengan profesi dan hidup petani.
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39