Page 110 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 110
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 97
dalam konteks pengalaman hidup dan situasi Lereng Merapi.
Individu yang berperan sebagai model (contoh) atau tokoh
memberi stimulus yang relevan, sehingga individu lainnya
terpengaruh dan memberi respon yang bersesuaian dengan
penerapan ecotourism.
Ecotourism di lereng Merapi sangat memungkinkan
untuk diorientasikan sebagai sebuah strategi penghidupan.
Dalam konteks ini, penghidupan (livelihood) dimaknai sebagai
kemampuan, aset, dan kegiatan yang diperlukan untuk
menjalani kehidupan. Hal ini mencakup pengertian yang lebih
luas dari sekedar pendapatan dan kesempatan kerja, karena
meliputi hubungan yang kompleks antara kemampuan,
aset, kegiatan ekonomi dan dinamika masyarakat terkait
dengan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi lingkungannya
(Baiquni, 2007).
Sebagai strategi penghidupan, maka ecotourism juga
memungkinkan untuk dikembangkan pada wilayah yang
mempunyai keunikan pesona alam, dan kondisi sosial
budaya yang khas, baik pada kawasan budidaya dan kawasan
lindung, maupun pada kawasan rawan bencana. Ecotourism
layak dikembangkan di Lereng Merapi khususnya di Dusun
Pangukrejo, Dusun Pelemsari, Dusun Petung, Dusun
Kaliadem, Dusun Jambu, dan Dusun Kopeng. Masyarakat di
dusun-dusun ini mempunyai kemampuan untuk menerapkan
ecotourism, dan secara regulatif wilayahnya sesuai dengan
ketentuan Pasal 79 Peraturan Daerah Kabupaten Sleman
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sleman Tahun 2011 – 2031.