Page 122 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 122
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 109
ketergantungan ini tidak berpotensi meruntuhkan struktur
masyarakat, melainkan justru memperkuat struktur yang
ada di masyarakat. Dalam konteks ecotourism, solidaritas
organik dan ketergantungan yang ada di masyarakat, semakin
memperkuat eksistensi jenis wisata ini. Pembagian tugas yang
ada di masyarakat sebagai konsekuensi adanya bagian-bagian,
telah membangun sinergi antar anggota masyarakat untuk
melaksanakan dan mengembangkan ecotourism.
Berbekal semangat untuk melaksanakan dan
mengembangkan ecotourism, masyarakat berikhtiar dengan
memanfaatkan secara optimal kondisi alam, ekonomi, sosial,
dan budaya. Keseluruhan kondisi ini merupakan sesuatu yang
vital bagi masyarakat, karena berfungsi sebagai instrumen
yang memudahkan aktivitas masyarakat. Sebagai contoh,
ketika masyarakat berternak sapi perah, kegiatan ini didukung
oleh: Pertama, kondisi alam, yang iklimnya cocok untuk
berternak sapi perah, adanya ketersediaan rumput, dan tanah
untuk menanam rumput. Kedua, kondisi ekonomi, yang
mendukung aktivitas pemasaran susu sapi, karena adanya daya
beli masyarakat dan pihak lain di luar wilayah Lereng Merapi.
Ketiga, kondisi sosial, yang tatanannya bercirikan “guyub”,
sehingga ada semangat saling dukung antar peternak sapi perah,
dan saling dukung dengan masyarakat setempat. Keempat,
kondisi budaya, yang memperlihatkan keseimbangan
konseptual antara berbakti kepada Tuhan, dan bekerjasama
memakmurkan bumi (dalam hal ini berternak sapi perah).
Kondisi alam, ekonomi, sosial, dan budaya dapat
dimanfaatkan secara optimal, bila dapat diarahkan dan