Page 129 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 129

116   Aristiono Nugroho dan Sutaryono

            dijual kepada pengumpul, dan usaha ternak sapi perah dengan
            kepemilikan  antara  3 – 4 ekor  per  peternak. Usaha  ternak
            sapi perah  menghidupkan  berbagai usaha  lainnya, termasuk
            usaha penyediaan HMT (Hijauan Makanan Ternak). Kondisi
            ini menarik, karena para wisatawan dapat menikmati, belajar,
            dan  mengalami hal-hal yang berkaitan  dengan  usaha  ternak
            sapi perah;

                (6)  Dusun  Kopeng, yang memiliki karakter   adaptif
            memanfaatkan potensi, melalui penggunaan dan pemanfaatan
            tanah yang “kental” dengan ciri pertanian, baik yang bersifat
            on-farm,  dan  of-farm,  maupun  yang bersifat  non-farm.

            Sebelum  dan  setelah  erupsi Gunung Merapi ciri pertanian
            ini terus dipertahankan oleh masyarakat dengan melakukan
            berbagai upaya  adaptif. Kondisi ini menarik, karena  para
            wisatawan dapat menikmati, belajar, dan mengalami hal-hal
            yang berkaitan dengan usaha on-farm, of-farm, dan non-farm;
                Ketiga, kondisi sosial masing-masing dusun  juga  cukup





            spesiik dan berbeda satu dengan y  lainny  y  (1) Dusun
            Pangukrejo, yang memiliki karakter  tradisional siaga  bencana,
            karena wilayah dusun yang berada di area yang beresiko terkena
            bencana erupsi Gunung Merapi. Karakter ini telah dikembangkan
            sejak tahun 1994, mulai dari tingkat RT (Rukun Tetangga). Oleh
            karena  itu, masyarakat  dusun  memiliki kesiapan  bila  sewaktu-
            waktu  terjadi erupsi Gunung Merapi, misalnya  dalam  hal

            melakukan evakuasi. Kondisi ini menarik, karena para wisatawan
            dapat menikmati, belajar, dan mengalami hal-hal yang berkaitan
            dengan interaksi sosial dalam masyarakat tradisional, yang siaga
            dalam menghadapi bencana;
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134