Page 40 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 40
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 27
Kemampuan mengotimalkan manfaat kondisi alam,
ekonomi, sosial, dan budaya setempat, telah memberi nuansa
keberdayaan yang khas masyarakat Lereng Merapi. Hal ini
memungkinkan mereka mampu bertahan (survive), dan
mampu mengembangkan diri untuk mencapai kesejahteraan.
Masyarakat memperlihatkan upaya yang terus menerus
untuk meningkatkan harkat dan martabatnya, agar mampu
melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Kemiskinan dan keterbelakangan direduksi oleh
masyarakat, dengan berbekal tradisi yang bernuansa etos kerja.
Tradisi seperti mandi bersih kemudian pergi mencangkul,
merupakan tradisi lokal yang wajib dipertahankan dari
generasi ke generasi. Berbekal tradisi ini, maka kondisi
sosial akan lebih meriah (semarak), karena mandi bersih
mengundang datangnya kondisi sehat. Sementara itu, pergi
mencangkul memperagakan semangat dan etos yang tinggi
dalam mengelola tanah pertanian.
Etos kerja untuk melepaskan diri dari kemiskinan
dan keterbelakangan, menempatkan masyarakat pada
jalan yang “benar”, terutama ketika mereka berupaya
meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian.
Konsekuensinya, anggota masyarakat yang tergolong miskin
tidak boleh ditinggalkan dalam segenap proses menuju
keberdayaan dan kemandirian. Golongan ini justru harus
didorong untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi
dan mengendalikan proses secara bertanggung-gugat
(accountable) demi perbaikan kehidupan masyarakat secara
keseluruhan.