Page 45 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 45
32 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
muaranya hanya berupa peningkatan pendapatan (income
generating). Kondisi ini tidak terjadi pada masyarakat Lereng
Merapi, karena mereka berupaya dengan sungguh-sungguh
untuk memanfaatkan secara optimal kondisi alam, ekonomi,
sosial, dan budaya. Dengan kata lain, masyarakat Lereng
Merapi telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan
(sosio-ekonomi) dengan memperhatikan aspek sosio-ekologi.
Kendala yang berpeluang muncul dapat diatasi oleh
masyarakat Lereng Merapi, dengan cara: Pertama, melakukan
inventarisasi kondisi alam, ekonomi, sosial, dan budaya
di Lereng Merapi; Kedua, meningkatkan penguasaan dan
kemampuan dalam memanfaatkan kondisi alam, ekonomi,
sosial, dan budaya di Lereng Merapi; Ketiga, meningkatkan
sikap dan kemampuan kewirausahaan dan keterampilan
manajerial-sederhana agar dapat mengelola kondisi alam,
ekonomi, sosial, dan budaya di Lereng Merapi; Keempat,
berupaya sekuat-tenaga untuk melakukan penyesuaian antara
pengelolaan komersial kondisi alam, ekonomi, sosial, dan
budaya di Lereng Merapi dengan kearifan tradisional yang
diwariskan serta dilestarikan secara turun-temurun.
Semangat dan ikhtiar yang dilakukan masyarakat Lereng
Merapi ketika melawan kendala boleh jadi isinya tidak
bernilai tinggi, tetapi ketika dilakukan terus menerus dan
masif (melibatkan masyarakat secara luas), maka peluang
keberhasilan sangat menjanjikan. Kondisi ini disebabkan
ikhtiar yang dilakukan akhirnya mendorong masyarakat
untuk mengetahui indikator keberhasilan, sebagai berikut:
Pertama, peningkatan kualitas kepemilikan tanah dan