Page 42 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 42
Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah 29
Pengelolaan dan pengembangan kondisi alam, ekonomi,
sosial, dan budaya di Lereng Merapi tergolong sebagai
upaya fasilitasi pemberdayaan (facilitating empowerment),
yang tindakan konkretnya antara lain berupa: Pertama,
adanya ruang gerak yang lebih luas bagi segenap elemen di
masyarakat, terutama dalam turut serta mengambil keputusan
penting, dan mengawasi pelaksanaan optimalisasi manfaat
kondisi alam, ekonomi, sosial, dan budaya di Lereng Merapi.
Implementasinya di masyarakat diawali dengan pemberian
pemahaman, yang kemudian dilanjutkan dengan memberi
kesempatan bagi munculnya inisiatif masyarakat, hingga
dipilihnya beberapa inisiatif terbaik yang layak dilaksanakan.
Kedua, optimalisasi manfaat kondisi alam, ekonomi,
sosial, dan budaya di Lereng Merapi dilaksanakan secara
bertanggung-gugat (accountability) dan responsif terhadap
dinamika kebutuhan masyarakat. Kesediaan dan kesiapan
pelaksana kegiatan untuk bertanggung-gugat atas hasil dan
pencapaian, didasari oleh kesediaan dan kesiapan mereka
bertanggung-jawab, yang “diwarnai” oleh etos kerja yang
tinggi. Meskipun demikian, kesediaan dan kesiapan ini
masih membutuhkan kemampuan pelaksana kegiatan dalam
merespon dinamika kebutuhan masyarakat, agar tidak ada
kebutuhan penting yang terabaikan.
Ketiga, memberi kesempatan kepada anggota masyarakat
yang tergolong miskin untuk melakukan kontrol terhadap
upaya optimalisasi manfaat kondisi alam, ekonomi, sosial, dan
budaya di Lereng Merapi. Kontrol diperlukan agar tidak ada
proses yang terlewat, dan tidak ada proses yang bertentangan