Page 41 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 41
28 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
Golongan miskin merupakan golongan paling penting,
yang berada dalam perhatian program pemberdayaan
masyarakat. Sejak dahulu telah dikatakan, bahwa golongan ini
bukanlah golongan yang tidak memiliki etos kerja. Sebaliknya
golongan ini memiliki etos kerja yang tinggi, tetapi mengalami
kesulitan dalam mengekspresikannya. Oleh karena itu, untuk
memberdayakan golongan ini diperlukan kesediaan memberi
peluang dan fasilitasi.
Saat masyarakat berikhtiar membantu golongan miskin,
maka ikhtiar ini harus berada pada jalur yang selalu memberi
kesempatan, dan kemampuan. Hal ini perlu diperhatikan,
agar mereka mampu dan berani bersuara (voice), serta mampu
dan berani memilih (choice) beberapa alternatif solusi. Untuk
itu, masyarakat di Lereng Merapi melakukan proses terencana
guna meningkatkan kemanfaatan kondisi alam, ekonomi,
sosial, dan budayanya. Hal ini didasarkan pada pemahaman,
bahwa keempat kondisi tersebut masih memiliki beberapa
keterbatasan dalam pemanfaatan, sehingga membutuhkan
optimalisasi pemanfaatan, yang pada akhirnya memberi
peluang berdaya bagi golongan miskin.
Peluang berdaya bagi golongan miskin jangan sampai
menjadi urusan yang membebani pihak lain. Sebaliknya,
peluang ini justru membantu banyak pihak dalam
mengembangkan diri, terutama ketika golongan miskin
menjadi pihak yang siap bekerjasama membangun kemajuan
bersama. Sasaran utamanya adalah kondisi alam, ekonomi,
sosial, dan budaya Lereng Merapi, yang dapat dikelola dan
dikembangkan dalam kemasan ecotourism.