Page 109 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 109
gula, yang secara berantai akan menaikkan harga gula atau
menutup pabrik gula dengan risiko hilangnya lapangan kerja
dan kegiatan- kegiatan ekonomi sebagai kegiatan sampingan
dari pabrik gula. Kalau keadaan semacam ini dibiarkan saja,
tanpa pengaturan dari pemerintah dikhawatirkan akan dapat
menjuruskan cara pengadaan gula yang menganut sistem
kapitalis dalam kegiatan-kegiatan pengadaan gula.
Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah berusaha
mengadakan stabilisasi harga gula dengan mengendalikan
hukum permintaan dan penawaran dengan menempuh
cara penyediaan gula yang seimbang dengan kebutuhan riil
secara kontinu melalui produksi pabrik gula yang diatur dan
tetap. Konsekuensi dari sikap ini, ialah tersedianya areal-areal
tanah yang menandai untuk tanaman- tanaman tebu, bagi
kelangsungan adanya pabrik gula dengan menyediakan areal
tanah untuk tanaman tebu sebagai daerah kerja sesuatu pabrik.
Tetapi rupa-rupanya sistem ini belum merupakan suatu
cara yang dapat diandalkan untuk mengatasi kebutuhan
masyarakat akan gula, karena temyata kebutuhan akan gula
juga semakin meningkat pula. Pemenuhan kebutuhan gula
dengan cara penambahan areal luas tanah untuk tanaman
tebu, pada suatu saat tidak akan dapat dilaksanakan lagi,
kecuali disebabkan karena terbatasnya areal tanah yang
ada, juga karena persediaan-persediaan areal tanah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya yang juga
meningkat, oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah
peningkatan- peningkatan pemanfaatan tanah untuk semua
keperluan tanah inklusif untuk tanaman tebu menurut teknis
penggunaan tanah yang baik berdasarkan kemajuan-kemajuan
ilmu pengetahuan dalam bidang Tata Guna Tanah.
(3) Aspek Pemerintahan
Mengingat sangat pentingnya masalah, pemenuhan kebu-
tuhan gula sebagai salah satu sektor kegiatan ekonomi yang
74