Page 114 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 114

baik, sedangkan kewajiban pemilik tanah adalah membayar pajak
                     yang bersangkutan.

                -    Badan-badan hukum dan Badan-badan Usaha (PT, Fima, CV)
                     tidak diperkenankan menjadi penggarap pemaro.
                     Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 16 UU No. 2/1960 (yaitu
                hal-hal yang perlu untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan UU No.
                2/1960) diatur oleh Menteri Agraria (sekarang Menteri Dalam Negeri)
                atau bersama dengan Menteri Pertanian, berturut-turut telah dikeluarkan
                Keputusan Menteri Muda Agraria No. SK. 322/Ka/1960 tanggal 8-2-
                1960, tentang Pelaksanaan Undang- Undang UU No. 2/1960 dan
                Pedoman I yang dikeluarkan oleh Menteri Muda Agraria tertanggal 7
                Maret 1960 yang berisi pedoman bagi Bupati Kepala Daerah Kabupaten/
                Kotamadya dan Camat serta Kepala Desa di dalam mereka menunaikan
                tugasnya melaksanakan beberapa ketentuan sebagai yang tercantum
                dalam undang-undang tersebut.

                     Kemudian diikuti pula dengan Instruksi bersama Menteri Dalam
                Negeri  dan  Otonomi  Daerah  dengan  Menteri Agraria  tertanggal  28
                Oktober 1960 No. Pem. 19/31/34 Sekra 9/3/32 tentang pelaksanaan
                Undang-undang Perjanjian Bagi Hasil. Selanjutnya para Bupati Kepala
                Daerah Tingkat II sesuai dengan pasal 7 Undang-undang tersebut (yaitu
                besamya bagi hasil tanah yang menjadi hak penggarap dan pemilik untuk
                tiap Daerah Tingkat Il ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat
                II yang bersangkutan), telah pula mengeluarkan (keputusan mengenai
                imbangan bagi hasil di daerahnya masing-masing. Perjanjian bagi hasil
                dewasa ini dalam kenyataannya masih tidak sesuai dengan undang-
                undang misalnya:
                1.  Biaya-biaya seperti untuk bibit, pupuk, ongkos tanam dan panen
                     yang seharusnya dipikul bersama, masih menjadi tanggungan
                     penggarap.
                     Hal ini disebabkan karena terbatasnya tanah pertanian dan
                     banyaknya penggarap yang menginginkan tanah garapan sehingga
                     para penggarap bersedia mengadakan hubungan kerja secara bagi
                     hasil walaupun dengan syarat-syarat yang memberatkan penggarap


                                            79
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119