Page 113 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 113

a.   Untuk memperoleh imbangan pembagian hasil yang adil.

                b.  Melindungi pihak-pihak.
                c.   Memberikan jaminan kepastian hukum baik pemilik maupun
                     penggarap tanah mengenai hak dan kewajiban masing-masing.

                d.  Bentuk perjanjian harus tertulis.
                     Dengan Peraturan Menteri Agraria No.4/1964 telah diadakan
                penye derhanaan prosedur yaitu cukup apabila pihak-pihak yang
                bersangkutan melaporkan adanya perjanjian bagi hasil kepada Kepala
                Desa dengan cara sebagai berikut:

                -    Perjanjian bagi hasil tersebut dibuat dihadapan Kepala Desa secara
                     tertulis dengan cara mengisi daftar yang telah disediakan untuk
                     itu dengan disaksikan oleh seorang saksi dari masing-masing
                     pihak, dan kepada masing-masing pihak diberi surat keterangan
                     oleh Kepala Desa sebagai tanda bukti adanya perjanjian tersebut
                     kemudian setiap bulan buku daftar tersebut disampaikan kepada
                     Camat untuk mendapatkan pengesahannya.
                -    Pada tiap-tiap akhir triwulan Camat dengan dibantu oleh Panitia
                     Landreform Kecamatan melaporkan hal tersebut kepada Panitia
                     Landreform Daerah tingkat II.
                -    Jangka waktu perjanjian minimal untuk sawah 3 tahun dan tanah
                     kering 5 tahun.

                -    Imbangan pembagian hasil minimal untuk tanah sawah 1:1 dan
                     untuk tanah kering 1:2 kalau di suatu daerah terdapat imbangan
                     pembagian menurut adat yang menguntungkan penggarap/
                     pemaro, maka tetap dipergunakan ketentuan menurut adat
                     setempat. Biaya-biaya bibit, pupuk, ongkos tanam, dan panen
                     dipikul bersama dengan imbangan 1:1.
                -    Seluruh jumlah luas tanah yang dikuasai penggarap (pemaro) hak
                     milik sendiri atau milik orang lain, tidak boleh melebihi 3 Ha.
                -    Pada waktu berakhimya perjanjian bagi hasil penggarap harus
                     menyerahkan tanah garapannya kepada pemilik dalam keadaan




                                            78
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118