Page 143 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 143
IV. BUDI DAYA TAMBAK DI INDONESIA
A. PENDAHULUAN
Pemeliharaan ikan bandeng di tambak adalah budidaya bahari yang ditemukan
oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala, dan ilmu pertambakan ini
menyebar atau ditemukan secara terpisah-pisah sehingga dari Bangladesh
sampai Taiwan termasuk negara-negara Asean kecuali Singapura. Setiap negara
memproduksikan ikan bandeng untuk konsumsi domestik dan setiap daerah
produksi di Indonesia menghasilkan bandeng untuk pasaran lokal kecuali
di Jawa dimana bandeng produksi Jawa Timur dan Jawa Tengah dipasarkan
sampai ke Jawa Barat dan Jakarta.
Tambak dibuat orang di pantai dan di tepi-tepi muara sungai ataupun
di tepi sungai dimana air payau dapat diperoleh sebagai dasar pengairan
untuk tambak, kecuali di beberapa daerah seperti Lamongan (sawah tambak)
dan Sidoarjo (tambak tawar) yang menggantungkan pengairannya pada air
tawar.
Tambak menghasilkan ikan bandeng, bermacam-macam udang dan
ikan rucah (bermacam-macam ikan yang kurang berharga). Hanya udang
yang telah menjadi bahan mentah bagi industri kerupuk dan bahan ekspor
yang makin lama makin penting artinya. Berlainan dengan perikanan tangkap
yang dapat menimbulkan persoalan kelestarian sumber daya apabila produksi
diusahakan meningkat, maka pada tambak persoalan ini jarang terjadi.
Tambak merupakan supplier penting dari protein hewani yang murah
bagi menu rakyat Indonesia, sebagai komplemen dari nasi dan protein nabati.
Diharapkan konsumsi ikan akan merupakan 10 gram dari 15 gram protein
hewani dan dari 55 gram seluruh protein yang dimakan per kapita tiap hari
(Sidarto dan Atmowasono).
Budidaya tambak umumnya tidak bersaing dalam penggunaan tanah
dengan padi karena keduanya saling mengingkari (mutually-exclusive) yaitu
tambak menggunakan tanah yang justru tak baik untuk sawah karena
pengaruh garam.
Tetapi budidaya tambak di beberapa daerah bersaing dalam penggunaan
tanah dengan produksi garam. Di beberapa daerah ada sawah yang sengaja
108