Page 152 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 152
2. Menurut Cara Tebaran Benihnya
Sebagai benih digunakan “Nener” yaitu anak bandeng. Nener belum
dapat dihasilkan dengan cara pembiakan. Bandeng dewasa berpijah di laut,
telumya akan menetas dan larvanya berubah selama perjalanannya ke pantai,
dan sampai ke pantai telah menjadi anakan (fry) bandeng yang disebut
nener bandeng yang belum dewasa. Nener dapat di pantai dalam 2 musim,
yaitu pada “mongso kapat” menurut pranata mangsa Jawa, yaitu dari bulan
September sampai Desember, dan pada “mongso kesongo” dari bulan April
sampai Juni. Musim ini dapat bergeser menurut daerah, sehingga terdapatnya
nener juga tidak bersamaan. Nener ditangkap orang di pantai, dikumpulkan
oleh pengumpul dan pedagang nener dan dirawat seperlunya, untuk kemudian
dibawa ke tempat yang memerlukan benih tebaran yaitu kompleks-kompleks
tambak. Nener pada waktunya akan ditebar sebagai benih bandeng.
Tidak semua tambak pemiliknya mampu membeli benih tebaran, karena
itu sebagian tambak di Indonesia ditebari secara alam (natural stocking), yaitu
nener pada musimnya dibiarkan masuk ke dalam tambak. Cara ini adalah
paling primitif dan kebanyakan dilakukan di daerah-daerah yang nenemya
banyak. Hasilnya sangat rendah selain nenemya sedikit ikan-ikan buas juga
terbawa masuk seperti kakap, kerong-kerong, dan lain-lainnya seperti belanak,
mujair memberi pendapatan tambahan bagi petambak berupa ikan rucah
(miscellaneous fish).
Sebaliknya benur (benih udang) yang terbawa masuk bersama air
pasang di tempat- tempat tertentu dapat memberi pendapatan yang lumayan
kepada tambak, terutama dengan adanya ekspor udang melalui perusahaan-
perusahaan pendingin (cold storage). Jenis-jenis udang yang berharga adalah
udang windu (Panaeus monodon, P. semisulcatus) dan udang jenis putih
(Panaeus merguiensis, P. indicus) yang dapat mencapai ukuran besar.
Cara pembeli pemeliharaan bandeng dengan tebaran terkendali
(controlled stocking) yang paling baik adalah dengan 3 tahap pemeliharaan
yaitu tahap peneneran (nursery pond), di mana nener bandeng yang baru dibeli
mengalami proses aklimatisasi di suatu petak kecil. Tahap selanjutnya adalah
pemeliharaan di petak pembayaran (transition pond) yang agak besar di mana
nener tumbuh menjadi glondongan (fingerling).
117