Page 158 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 158
Sebaliknya kalau kita ingin mengirim nener dari Aceh ke Jawa harus
dihitung dapatkah pedagang nener mendapat untung, kalau diingat harga di
Aceh yang mencapai Rp. 4,- Rp. 5,- per ekor dan ongkos transport dengan
pesawat terbang mahal, belum lagi ongkos distribusinya. Kalau nener memang
berlebih, pemikiran kita akan berkisar tentang organisasi distribusi untuk
keperluan dalam negeri dan untuk ekspor.
Ekspor dapat kita lakukan langsung dari daerah-daerah yang sangat
kelebihan. Nener adalah suatu biological flow resource. Seperti juga flow resource
yang lain, umpamanya sinar matahari atau air sungai yang mengalir, sumber
daya itu kalau tidak digunakan, maka kegunaan pada waktu itu juga akan
hilang. Nener berlebih kalau tak digunakan akan hilang kembali ke laut atau
mati dimakan ikan buas. Kalau dapat diekspor akan menambah penghasilan
para penangkap nener sampai pedagang-pedagang. Pajak ekspor atau cess-
nya dapat dipergunakan untuk penelitian di bidang pertambakan. Dapat
dipikirkan ada baiknya pemerintah mengatur ekspor nener dari daerah luar
Jawa, tetapi mengharuskan eksportir-eksportir ini mengirim sebagian kecil
nenemya ke Jawa. Gagasan ini pula yang menyebabkan perlunya diadakan
survei daerah-daerah nener baru dan memonitor produksi, distribusi, dan
konsumsi nener.
Kita perlu juga mengamankan “stock parental” dari bandeng di laut
bebas. Suatu waktu sebuah trawler (perahu pukat harimau) di perairan Aceh
menangkap bandeng dewasa sebanyak lebih kurang 150 ekor, yang diantaranya
mengandung telur.
Tahun berikutnya produksi nener di pantai Aceh menurun. Dinas
perikanan Aceh lekas mengambil tindakan, penangkapan ikan di daerah
penangkapan dimana sekelompok bandeng dewasa itu tertangkap. Diduga
daerah penangkapan itu adalah tempat pemijahan bandeng yang tak banyak
kita ketahui. Kemudian untuk mengurangi penangkapan ikan bandeng
dewasa, Dinas Perikanan Aceh mengadakan peraturan setempat yaitu, kalau
ada bandeng tertangkap di daerah lautan harus dilepaskan kalau belum mati.
Sedang mendaratkan, memperdagangkan, atau mengkonsumsikan bandeng
dari laut dianggap tidak sah akan disita untuk dimusnahkan. Usaha ini patut
dipikirkan untuk dilaksanakan di seluruh perairan negara. Bandeng yang
123