Page 162 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 162

b.  Penggunaan Pupuk

                Pupuk buatan sejak beberapa tahun terakhir ini mulai dipakai secara
            meluas. Pupuk yang digunakan adalah Urea dan TSP.
                Pupuk ini dapat ditaburkan di pelataran tambak yang mengakibatkan
            tumbuhnya kelekap, yaitu ganggang (cyanophyceae, diatomas dll) makanan
            bandeng menjadi subur. Dosis yang digunakan adalah 100 kg.

                Urea dan 50 kg TSP/ha/musim, dosis ini kadang-kadang dapat diubah
            umpamanya 100 kg urea dan 100 kgTSP, 50 Kg Urea dan 100 kg TSP dsb
            menurut keadaan zat hara di tanah tambak itu.
                Di beberapa tempat di daerah tambak Bank Dunia, USAID dan Dinas
            Perikanan mengadakan Dempond (Demonstration Pond) untuk memberi
            percontohan bagi para petambak. Penentuan dosis pupuk yang sesuai dapat
            dilakukan pada dempond- dempond ini. Sayangnya dana untuk ini kurang,
            juga untuk percobaan-percobaan lainnya.
                Kalau pemeliharaan bandeng menggunakan sistem plankton, maka
            pupuk dapat digunakan untuk menyuburkan plankton.

            c.   Penggunaan Pestisida
                Hama yang terpenting di tambak adalah trisipan, yaitu siput yang
            bersaing dengan bandeng makan kelekap. Pestisida yang populer untuk
            memberantas trisipan adalah Brestan-60 yang diberikan dengan dosis 1 kg/
            ha. Brestan temyata baik untuk membersihkan tambak dari binatang buas
            lain atau pengganggu seperti ular, belut, mujair, kepiting dan lain-lain. Kalau
            pelataran diberi Brestan, tumbuh kelekap menjadi subur, sehingga petambak
            juga memakai Brestan sebagai pupuk.

                Kecuali Brestan petambak juga menggunakan Endrin, Thiodaux,
            Dursban dan lain- lain sebagai pestisida tambak walaupun sebenamya bukan
            semestinya. Penggunaan Brestan sebetulnya sekarang sudah dilarang, karena
            belum diketahui efek sampingannya terhadap lingkungan. Tapi penggantinya
            belum ada dan harganya mahal (Rp.8500 – Rp.10.000/kg), akar tuba (Derris
            elliption) juga dipakai sebagai pestisida tambak.






                                           127
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167