Page 165 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 165
Penyebab penyakit ini belum diketahui sehingga penyembuhnya pun
belum diketahui.
4. Kanibalisme. Kalau makanan kurang, udang mempunyai sifat
kanibalisme yang hebat. Perlu diberi makanan tambahan, tapi ransum
yang cocok belum diketahui.
5. Udang hilang. Walaupun banyak yang tak percaya tapi kerap kali terjadi
udang hilang tambak sekonyong konyong. Sebabnya belum diketahui.
g. Keperluan Akan Kredit
Usaha pertambakan memerlukan modal yang besar. Modal ini digunakan
untuk membeli nener, membuat tanggul yang besar dan kuat, menggali
selokan keliling, membuat pintu yang kuat dan menyediakan peralatan
yang tahan air asin dan lain-lain. Umumnya petambak Indonesia adalah
orang-orang meralat. Mereka hanya mampu melakukan modemisasi dengan
mempraktikkan panca usaha kalau mendapat kredit. Tidak semua petambak
memperoleh kredit dari Bank Dunia atau USAID. Walaupun kredit KIK
dan KMKP ada tidak semua Bank dapat memberi kredit tanpa jaminan yang
kuat seperti sertifikat hak milik atas tambaknya, yaitu satu-satunya miliknya
yang dapat dipakai sebagai jaminan. Kalaupun mendapat kredit, kerapkali
keluamya tidak pada permulaan musim dimana modal diperlukan. Kerapkali
juga Bank punya kebiasaan menawar jumlah kredit yang diminta, umpama
Rp.200 ribu, hanya diberi Rp.100 ribu, sehingga kredit tidak efektif atau
dibelanjakan untuk hal-hal yang konsumtif.
Keperluan kredit untuk intensifikasi tambak yang sudah baik kira-
kira Rp.300.000,- /ha. Untuk tambak yang belum baik masih memerlukan
perubahan denah (lay-out) kira-kira Rp.750.000,-/ha. Sedang untuk
pembukaan tambak baru perlu kira-kira Rp.1,2 juta/ha.
h. Pemberian Sertifikat hak milik
Keperluan sertifikat berkaitan erat dengan kesempatan memperoleh
kredit, kecuali itu juga untuk memperoleh hak yang kuat atas tanahnya dan
persamaan hak atas tanah yang sama bagi pemilik tanah.
Untuk mendapatkan Sertifikat kerapkali harus disertai pembayaran
yang tinggi dan memerlukan waktu yang lama. Hal ini dapat dimudahkan
130