Page 196 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 196

Proporsi pemakaian areal perkebunan rakyat adalah karet 24%, kelapa 43,6%,
            kopi 15,1%, cengkeh 6,0%, dan lain-lain 20,8%. Angka-angka produktivitas
            adalah sebagai berikut.

                                          Tabel 4
                            Produktivitas Perkebunan Rakyat 1973

                                           Produktivitas rata-rata (1972-1974)
                         Jenis
                                          Aceh (ton)       Indonesia (ton)
                         Karet              426,2             492,0
                         Kelapa             757,0             938,5
                         Kopi               399,4             564,2
                        Cengkeh             259,5             344,9
                    Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Data Statistik Perkebunan,
                                     Jakarta, 1975 (diolah)
                Lebih dari 50% areal Perkebunan Karet (Perkebunan Rakyat dan
            Perkebunan Umum) berada dalam keadaan tidak menghasilkan (tua, rusak).
            Sedangkan kelapa sawit dalam beberapa tahun ini terus mengalami perluasan.
            Angka-angka produksi perkebunan dan ekspor hasil perkebunan dapat dilihat
            dalam lampiran (4, 5, 6, 7).

            5.     Tanah Kehutanan

                Luas hutan meliputi 74% dari luas daerah. Produksi hutan yang utama
            berupa kayu, untuk diekspor, rotan dan damar. Sejak tahun 1969 ekspor
            kayu terus meningkat dengan cepat sekali. Pengelolaan hutan produksi ini
            dilaksanakan oleh 19 perusahaan, 17 PMDN, dan 2 PMA. Ekspor log 1971-
            1975 meningkat dengan laju 24,6% per tahun. Tanah hutan ini masih dapat
            dikonversikan ke tanah pertanian.

            D.   KEADAAN PEMILIKAN TANAH DAN BAGI HASIL
                Data mengenai pemilikan tanah masih sukar diperoleh. Akan tetapi,
            setelah menelaah beberapa studi khusus dan wawancara secara terbatas dengan
            sejumlah pemuka masyarakat (informal leader) dan petani di Kabupaten Pidie
            dan Aceh Utara, diperoleh gambaran sebagai berikut:







                                           161
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201