Page 59 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 59

Rencana Umum mengenai persediaan, peruntukan, dan penggunaan tanah”,
            sesuai dengan Prosedur Perencanaan  Tata Guna  Tanah dari Departemen
            Dalam negeri ditafsirkan sebagai: Pemerintah menetapkan Rencana Umum,
            Rencana Regional dan Lokal yang kemudian ditetapkan Rencana Penggunaan
            Tanahnya.

                Perencanaan penggunaan tanah dalam rangka perencanaan
            pengembangan wilayah seharusnya diarahkan kepada prioritas penggunaan
            bagi program peningkatan produksi pangan, khusus di daerah-daerah yang
            relatif subur.
                Pada kenyataannya banyak terjadi konversi penggunaan tanah-tanah
            pertanian yang subur untuk keperluan non-pertanian(misalnya untuk industri
            dan perumahan). Hal ini mengurangi potensi peningkatan produksi pangan,
            bahkan dapat menimbulkan masalah sosial yang serius terutama di daerah-
            daerah dekat kota-kota besar.

                Dalam rangka memenuhi kebutuhan areal untuk transmigrasi perluasan
            perkebunan dll. Sering terjadi pertindihan areal dengan P.H.P Inpres No. 1
            tahun 1976 mengenai sinkronisasi pelaksanaan tugas keagrariaan di bidang
            transmigrasi, kehutanan, pertambangan dan pekerjaan umum belum dapat
            membantu mengatasi masalah pertindihan ini secara tuntas.


            III.  KENYATAAN DEWASA INI
            A.  HUKUM

            1.  Masalah Tanah dan Pangan/Tambak
                UU No. 56 Prp/1960, jo PP No. 224/1961 telah menetapkan maksimum
                dan minimum luas tanah pertanian yang boleh dimiliki dan/atau dikuasai
                oleh satu keluarga dengan maksud agar tanah tersebut dapat dikerjakan
                sendiri secara aktif oleh para pemiliknya. Sejalan dengan itu diadakan
                larangan pemilikan tanah secara absentee (tanah guntai). Dalam praktek
                ketentuan-ketentuan tersebut banyak dilanggar, tetapi sukar diketahui
                dan dicegah, karena tata-usaha dan administrasi tanah sebagaimana
                dimaksud dalam pasal 19, PP No. 10/1961, yang seharusnya berfungsi
                sebagai jaminan kepastian hukum dan alat bukti hak, belum dapat



                                            24
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64