Page 67 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 67
sanaan dalam rangka pembangunan pedesaan yang menyeluruh.
Sampai sekarang belum diketahui luas optimum tambak untuk usaha
keluarga, terutama yang dihubungkan dengan penerapan teknologi yang lebih
maju seperti panca-usaha pada usaha pertambakan.
Ketentuan maksimum pemilikan tanah seperti tercantum pada UUPA
kurang mengenai sasaran karena kesuburan tanah dan air tambaknya yang
berakibat pada produksi, memang berbeda-beda di daerah-daerah di Indonesia,
sehingga taksiran pendapatan kotor per ha per tahun juga berbeda-beda pula.
Ketentuan maksimum luas tambak yang didasarkan atas kepadatan penduduk
juga merupakan bahan yang perlu ditelaah lagi karena kepadatan penduduk
juga telah berubah.
Banyak pemilikan yang melebihi ketentuan luas maksimum. Ada
indikasi bahwa makin luas pemilikan tambak makin rendah produksi per ha
per tahunnya.
Pemilikan secara guntai masih banyak terdapat. Guntai menyebabkan
pengusahaan yang kurang baik. Ketentuan tentang guntai rupanya telah tidak
sesuai iapi dengan keadaan sekarang.
Persewaan tambak yang telah melembaga di pedesaan dan dilarang
menurut undang-undang masih berguna untuk menghindarkan petambak
dari kehilangan tambaknya. Sewa yang merupakan transaksi tanah yang lebih
maju daripada berbagi hasil justru dapat mengembangkan kewiraswastaan
petambak yang tak bertambak. Hambatan yang penting lagi bagi usaha tambak
adalah pengairan. Sawah telah mendapat bantuan irigasi dengan pembuatan
bendungan, jaringan pengairan dan jaringan pembuangan air. Tambak belum.
Diskriminasi ini dirasa tidak pada tempatnya lagi. Pengerukan muara sungai
untuk menghindarkan banjir juga berguna bagi pengaliran air dari laut ke
tambak. Departemen PUTL tidak punya ahli untuk irigasi air payau dan tawar
yang bergantung pada pasang-surut air laut. Sampai sekarang memang belum
pemah ada proyek pengairan tambak. Berbeda dengan tanah darat atan sawah
dimana benih tanaman dapat dihasilkan sendiri, benih tebaran untuk tambak
yang berupa nener (anak bandeng) dan benur (anak udang) hanya diperoleh
dengan penangkapan benih alami di pantai-pantai. Daerah-daerah tambak di
Jawa Barat, Jawa Tengah dan D.K.I. kekurangan nener dan dikirim dari Jawa
32