Page 71 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 71

−   peningkatan pengelolaan dan pembagian air irigasi pada tingkat Usaha
                Tani;

            −   usaha-usaha pengamanan terhadap bencana banjir; hanya akan dapat
                mencapai manfaat serta mencapai sasaran secara optimal, jika aspek
                pengaturan kembali masalah pertanahan seperti tersebut diatas merupakan
                suatu unsur pula dalam “satu paket” bersama unsur-unsur lain.

                Memupuk perasaan ikut serta (sense of participation), perasaan ikut
            mempunyai (sense of belonging) dan perasaan ikut bertanggung jawab
            (sense of responsibility), yang akan merupakan landasan yang penting dalam
            meningkatkan pengelolaan jaringan irigasi serta pengaturan pembagian air
            irigasi, terutama pada tingkat usaha tani, sangat erat hubungannya dengan:
            “kaitan antara petani yang menggarap sawah dengan statusnya dalam
            hubungan dengan tanah yang digarapnya”.

            F.   RENCANA PENGGUNAAN TANAH
            Banyak masalah pertanahan yang diduga timbulnya karena belum adanya
            Rencana Penggunaan Tanah dalam pengertian “Marcho Land Use Planning”.
            Setelah dikaji dengan konsepsi Departemen Dalam Negeri mengenai
            “Prosedur Perencanaan Tata Guna Tanah” temyata bukan demikian letak
            permasalahannya. Pasal 14 UUPA yang menyebutkan bahwa “Pemerintah
            membuat suatu Rencana Umum mengenai persediaan, peruntukan, dan
            penggunaan tanah”, sesuai dengan Prosedur Perencanaan Tata Guna Tanah
            ialah  bahwa:  Pemerintah  terlebih  dahulu  menetapkan  Rencana  Umum,
            Rencana Regional, dan Lokal yang kemudian ditetapkan Rencana Penggunaan
            Tanahnya.
                Jelas bahwa rencana penggunaan tanah tidaklah berdiri sendiri melainkan
            merupakan kegiatan tindak lanjut yang harus ada setelah adanya rencana lain
            yang memerlukan tanah.

                Untuk Negara Republik Indonesia, Rencana Umum dimuat dalam
            GBHN dan REPELITA yang kemudian dijabarkan menjadi rencana-rencana
            Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat. Pengertian bahwa
            menurut UUPA Pasal 14 oleh sementara pihak diharapkan Pemerintah keluar
            dengan suatu rencana umum persediaan, peruntukan, dan penggunaan


                                            36
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76