Page 72 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 72

tanah dalam bentuk gambar atau peta, dimana Nampak nanti tiap pulau di
            Indonesia di “Zone” kan ke dalam berbagai usaha seperti zone untuk hutan
            produksi, perkebunan, petemakan, persawahan, dan selanjutnya, - segala
            sesuatu itu adalah hal yang tidak mungkin mengingat pertambahan jumlah
            manusia profesi yang dianut serta jenis hak yang melekat pada tanah.

                Hanya wilayah hutan lindung dan hutan suaka alam dapat ditetapkan
            terlebih dahulu, karena sifat “fungsi lindungnya”, tetapi tidak akan ada
            penetapan wilayah atau Kawasan hutan produksi.

            G.  KEHUTANAN
            Instansi kehutanan terutama di pulau Jawa tetap mempertahankan minimum
            areal Kawasan hutan sampai 30 persen luas DAS dan mengharuskan adanya
            penggantian areal kehutanan yang digunakan untuk keperluan lain walaupun
            hal itu praktis sudah tidak mungkin karena tidak adanya areal-areal pengganti
            yang tersedia.

                Batasan 30 persen dari luas DAS hanya merupakan patokan, yang belum
            cukup didukung oleh dasar ilmiah. Di samping itu ditinjau dari fungsi hidrologi,
            adanya areal-areal perkebunan tanaman keras di dalam suatu DAS seharusnya
            ikut diperhitungkan dalam mempertahankan areal minimum tersebut.
                Pemberian H.P.H. sampai seluas 60 juta Ha diperkirakan sudah meliputi
            lebih dari separuh luas areal kehutanan. Disamping itu ada sinyalemen, bahwa
            eksploitasi yang dilakukan tidak selektif terpusat di wilayah yang sudah dicapai
            dan dekat, sehingga dikhawatirkan tidak menjamin proses regenerasi alami
            dan kelestarian ekosistem. Masalah yang timbul adalah sejauh mana peraturan
            eksploitasi hutan telah  dan apakah mekanisme (sistem) pengawasan yang ada
            dewasa ini sudah .
                Di  wilayah  kawasan  hutan  sekarang  ini  terdapat  praktik-praktik
            pemberian izin usaha untuk penggunaan non kehutanan oleh instansi
            kehutanan. Seyogianya areal-areal tersebut dikonversikan terlebih dahulu
            dan oleh pihak Departemen Dalam Negeri disarankan agar hak tanah untuk
            usahanya diberikan oleh instansi Agraria, Departemen Dalam Negeri.

                Tumpangsari menyulitkan pengawasan reboisasi. Batas-batas antara areal
            hutan produksi dan areal yang boleh digarap rakyat untuk tanaman pangan


                                            37
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77