Page 68 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 68

Timur, Bali, NTB. dan Sulawesi Selatan. Dengan adanya penyelundupan
            nener ke Taiwan akhir-akhir ini persediaan dan distribusi nener dapat menjadi
            kacau. Aceh yang mempunyai surplus nener mampu mengirim ke Jawa, tapi
            sampai sekarang hampir tak ada pengiriman. Kegawatan persediaan nener ini
            dapat memuncak kalau terjadi perdagangan nener dengan pasar monopoli atau
            oligopoli dengan perjanjian. Persediaan nener juga diragukan kelestariannya
            dengan adanya penangkapan ikan dengan dinamit, pencemaran pantai oleh
            limbah dari industri, tertangkapnya bandeng induk di laut dan habisnya hutan
            bakau.

                Untuk dapat membangun daerah pertambakan pada waktu yang akan
            datang diperlukan tenaga penyuluh budidaya tambak yang banyak, yang
            cukup perlengkapannya untuk dapat mengunjungi kompleks tambak yang
            terpencil, disertai dengan serangkaian penelitian-penelitian yang menunjang
            dan “demonstration ponds” yang baik pengelolaan dan pembiayaannya.

            E.  PENGAIRAN
            Pola pemilikan dan penguasaan tanah yang tidak serasi tidak menunjang
            secara optimal usaha-usaha pengembangan irigasi pada khususnya dan
            pelaksanaan proyek-proyek pengairan pada umumnya (meskipun Pemerintah
            tetap menyediakan biaya yang cukup besar untuk usaha-usaha tersebut). Hal
            itu terjadi dalam hal para petani penggarap di satu pihak pada umumnya
            memiliki tanah yang sempit dan sering tidak mempunyai dokumen-dokumen
            atas tanah yang cukup mantap, dan di lain pihak adanya akumulasi dan
            pemusatan pemilikan dan penguasaan tanah yang bertentangan dengan
            peraturan perundangan pada mereka yang merasa lebih kuat dan sering tidak
            tinggal di desa yang bersangkutan. Pengaruh negatif itu dapat diketemukan
            antara lain pada beberapa aspek sebagai berikut:

            1.  Pada pelaksanaan pembebasan tanah untuk proyek-proyek pengairan
                a.   Pemilikan secara guntai menyebabkan pembayaran ganti rugi
                     membutuhkan waktu lebih lama;
                b.  Adanya jual beli dibawah tangan dan tidak didaftarkan, menye-
                     babkan tidak diketahuinya status tanah yang jelas, sehingga
                     mempersulit dan memperpanjang pekerjaan pembebasan tanah.



                                            33
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73