Page 69 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 69
c. Sistem surat kuasa mutlak dari pemilik Lama kepada pemilik baru,
menghambat pula pembebasan tanah.
d. Keperluan tanah dalam rangka pembuatan jaringan jaringan irigasi,
sering dirasakan lebih memberatkan petani pemilik tanah sempit,
walaupun dengan pemberian ganti rugi.
e. Spekulasi daripada orang-orang yang bermodal dengan cara
pembelian tanah-tanah yang sudah diketahuinya akan digunakan
oleh suatu proyek dengan harapan akan memperoleh keuntungan
di dalam harga yang akan ditetapkan oleh Panitia, mempersulit
pembayaran ganti rugi menurut peraturan-peraturan perundangan
(langsung kepada yang berhak).
2. Pembuatan sawah baru sebagai tindak lanjut daripada pembangunan
jaringan irigasi baru
a. Kurang adanya minat yang sungguh-sungguh untuk mengerjakan
pencetakan sawah oleh pemilik tanah yang bukan petani, (baik yang
bukan guntai maupun yang guntai) yang memiliki tanah di lokasi-
lokasi proyek pembangunan jaringan irigasi baru, hal mana sering
menghambat pencetakan sawah. Tanpa adanya pencetakan sawah
di daerah-daerah irigasi baru, yang dibuka dengan pembangun
jaringan jaringan irigasi baru, maka maksud pemerintah dengan
mengadakan investasi biaya yang tidak sedikit itu, tidak akan
tercapai dalam rangka menunjang bertambahnya produksi pangan;
b. Kegiatan-kegiatan pencetakan sawah yang pada dasamya harus
dilaksanakan dengan swadaya masyarakat tani sendiri di daerah-
daerah yang baru dibuka, terhambat oleh keadaan ekonomi
para petani yang pada umumnya masih lemah: mereka ini harus
melakukan kegiatan kegiatan lain untuk menambah penghasilannya:
c. Tiadanya dokumen-dokumen pemilikan yang cukup (sertifikat)
sering menghambat penerimaan kredit yang disediakan Pemerintah
untuk pencetakan sawah.
34