Page 74 - Masalah Pertanahan di Indonesia
P. 74

sebelum matang untuk dipanen. Pembeli ini dilakukan oleh petani yang lebih
            bermodal atau oleh pedagang padi dari kota.

                Untuk mengurangi biaya panen, penebas menggunakan jumlah penderep
            itu memakai sabit pada waktu memotong padi. Dengan meninggalkan sistem
            panen tradisional yang memanfaatkan jumlah penderep (sukarela) yang besar
            dan memberikan “bawon” kepada setiap penderep menurut kebiasaan yang
            berlaku setempat, pada hakekatnya sejumlah penderep tidak lagi mendapat
            tempat waktu panen di desanya, dan bahkan tidak lagi memperoleh bawon,
            yaitu sebagian dari panen padi.
                Suatu penelitian yang dilakukan oleh Survey Agro Ekonomi antara tahun
            1970-1974 telah menemukan di beberapa daerah pedesaan di pantai utara
            Jawa Tengah bahwa gejala tebasan sudah menggantikan panen tradisional
            dengan sistem bawon. Berdasarkan atas penemuan-penemuan tersebut
            diatas, sementara ini ada dugaan bahwa gejala tebasan sudah meluas di daerah
            Bimas, dimana tingkat komersialisasi sehubungan dengan komoditi padi juga
            meningkat. Namun demikian belum dapat dipastikan dengan lebih seksama
            seberapa luas daerah sawah yang dicakup oleh gejala tebasan tadi. Beberapa
            penelitian lain yang dilakukan di Jawa Barat menunjukkan bahwa gejala
            tebasan masih dilarang di desa-desa tertentu, dan sistem bawon 1/5 atau 1/6
            masih tetap dipertahankan.

                Dengan perkataan lain tantangan-tantangan terhadap perluasan tebasan
            pada padi masih ditemukan, dan sistem tradisional membagi hasil produksi
            padi di antara sesama petani dengan bawon masih dapat bertahan.
                Dalam hal tebasan, si penebas tidak lagi merasa ikatan dengan adat-istiadat
            setempat, dan sudah melepaskan nilai-nilai rasa keadilan yang menghendaki
            pembagian  panen  padi  secara  merata  di  antara  penduduk  setempat  yang
            biasanya ikut “menderep”.
                Apabila gejala tebasan meluas dengan cepat maka perlu dipikirkan
            bagaimana petani kecil dan buruh tani yang biasanya ikut “menderep”,
            dapat diserap sebagai tenaga kerja, dan bagaimana memberikan kepadanya
            penghasilan yang sekurang- kurangnya bahwa pemecahan harus dicari di luar
            sektor pertanian.




                                            39
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79