Page 128 - Mozaik Rupa Agraria
P. 128

Suci hanya manyun.

               “Kamu boleh  sekolah  di mana  pun kamu mau. Soal  biaya
           nanti Mak yang cari. Tapi kamu harus niat betul sekolahnya.”

               “Iya, Mak. Mak, aku lapar.”

               “Ayo kita pulang! Nanti kita mampir warung soto.”
               Dalam perjalanan pulang  Atun  berangan-angan.  Besok
           pagi dan seterusnya mungkin Atun akan terus memulung. Tapi
           mungkin ia juga bisa kembali menyetor sate usus di angkringan.
           Atau membuat tempe untuk dijual di warung-warung dekat sini.
           Ia tahu ia tak akan pernah bisa kaya-raya. Namun, apa saja akan ia
           coba agar cucunya bisa makan dan terus bersekolah. Itu janjinya
           pada dirinya sendiri.





































                                                  GEDSI dan Agraria  115
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133