Page 129 - Mozaik Rupa Agraria
P. 129
Keragaman Gender dan Agraria:
Warga Istimewa Penyandang
Diskriminasi dan Intoleransi 1
Kus Sri Antoro
Hanya karena berbeda,
waria ditolak keberadaannya sejak hidup sampai mati.
Bagi waria, memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah
kemewahan. Bagaimana tidak? Pengurusan KTP bagi waria tidak
dimudahkan. Surat keterangan asal atau lazim dikenal Surat
Pindah jadi salah satu syarat yang sulit dipenuhi oleh waria telantar
atau non warga lokal. Kebanyakan waria ditolak oleh keluarganya
karena dianggap menyimpang, lalu mereka pergi atau diusir,
bahkan putus komunikasi dengan keluarganya bertahun-tahun.
Akibatnya, sekitar 60 persen dari populasi waria di Yogyakarta
tidak terpenuhi hak kewarganegaraannya, jumlah itu baru 105
dari 175 orang yang tercatat sebagai anggota organisasi penyintas.
1 Versi awal tulisan ini berjudul Warga Istimewa, Tapi Menyandang Diskriminasi dan
Intoleransi, dimuat dalam www.selamatkanbumi.com pada 24 November 2019. Versi awal
tulisan ini merupakan Liputan ini hasil kerjasama Selamatkanbumi.com dengan Aliansi
Jurnalis independen (AJI) Yogyakarta dalam program Fellowship Liputan sebagai bagian
dari Journalists Workshop on Human Rights Reporting yang diselenggarakan Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerjasama dengan Internews dan Kedutaan Belanda di
Yogyakarta, 6-8 September 2019. Dengan sedikit pengembangan, tulisan ini diterbitkan ulang
untuk tujuan pendidikan.