Page 231 - Mozaik Rupa Agraria
P. 231
Setelah beberapa lama, anak-anak Remis itu pun tumbuh
besar dan menampakkan keahlian seperti ibunya. Air kotor yang
masuk ke tubuhnya disulap menjadi air bersih yang dikeluarkan.
Berkat kerja keras mereka, bagian sungai di bawah gayam itu
menjadi perairan yang bersih.
Pada suatu hari seorang petani turun ke sungai untuk
membersihkan cangkul. Alangkah terkejutnya ia melihat sosok
Sidat di sana. Sidat juga sama kagetnya dan segera bersembunyi di
bawah rumpun eceng gondok. Ternyata entah bagaimana beberapa
malam sebelumnya petani itu bermimpi. Dalam mimpinya ia
mendapat sebuah nasihat. Jika ia mendapati ada sidat di sungai,
itu artinya penjaga sungai telah kembali. Warga desa seluruhnya
harus membersihkan sungai itu.
Tak lama kemudian dusun itu penuh dengan kesibukan.
Ternyata mereka mengadakan perayaan mertidesa sebagai wujud
rasa syukur kepada Yang Kuasa. Di antara rangkaian acaranya
adalah mertikali. Semua orang, baik tua mapun muda, laki-
laki maupun perempuan, membersihkan badan-badan air dari
sampah-sampah plastik.
Pada akhirnya, untuk pertama kalinya dalam waktu yang
sangat lama, sungai itu menjadi bersih. Hewan-hewan air merasa
nyaman tinggal di sana. Sampah dan limbah memang terus
berdatangan dari hulu. Namun, bukan berarti yang membersihkan
itu tidak ada hasilnya.
Sidat merasa lega dan gembira. Pada suatu ketika ia akan
kembali menuju rahim samudera tempatnya dilahirkan. Namun,
hingga saat itu tiba, ia akan menjaga sungai itu bersama teman-
temannya.
218 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang