Page 391 - Mozaik Rupa Agraria
P. 391

konsep-konsep yang  sekiranya  menguntungkan  posisinya),
           bersyahwat pada dominansi/rawan menjelma fasisme, bangunan
           konsepsinya menyederhanakan persoalan yang kompleks, penuh
           sengketa sejak dalam pikiran, tidak memberi ruang bagi imajinasi,
           terbatas  dalam  kondisi  zaman  modal,  menutup  penggolongan
           kelas  non ekonomis, dan  berlebihan dalam  memperlakukan
           materi. Barangkali,  bahasa  dan  seni merupakan  wilayah  yang
           menantang bagi Materialisme Dialektis, karena bahan baku bahasa
           dan  seni bukan materi.  Kritik  terhadap Materialisme Dialektis
           tidak salah sama sekali, sebab kenyataan di dunia memang tidak
           pernah harmoni dalam hukum kontradiksi.


           Dinamika Perjuangan Agraria di DIY dalam Falsafah Shifu
           Mao
               Meminjam falsafah  Shifu Mao,  yaitu Hukum Kontradiksi
           dalam masyarakat, saya akan memeriksa ulang watak hubungan
           sosial  dalam  komunitas-komunitas  penyintas  konflik agraria.
           Dan meminjam falsafahnya mengenai Praktik, saya akan mencoba
           untuk mengoreksi  kembali  pengalaman  saya  secara mendasar,
           sependek  saya berkecimpung  langsung  dalam  persoalan
           yang  dihadapi  komunitas-komunitas  tersebut, demi  merintis
           perbaikan di  kemudian  hari.  Adapun gerakan  perlawanan dari
           komunitas-komunitas yang dijadikan studi  kasus dalam tulisan
           ini statusnya telah terhenti sama sekali atau vakum tak bernyawa,
           per tahun 2017. Sehingga, tulisan ini tidak me-mummi-kan atau
           memuseumkan sesuatu yang masih hidup, namun mengautopsi
           jasad  komunitas berlawan untuk membangun celah-celah baru
           perlawanan.

               Ruang lingkup  DIY baik  secara  geografi,  ekonomi,  politik,
           sosial,  dan budaya  dimulai  sejak 1755,  yaitu ketika Kesultanan





           378    Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396