Page 393 - Mozaik Rupa Agraria
P. 393
Giyanti 1755, yang didahului Perjanjian Ponorogo 1749, dan
dilengkapi dengan Perjanjian Klaten 1830 serta Perjanjian
Hamengku Buwono IX dengan Belanda 1940. Demikian pula
Kadipaten Pakualaman yang diikat dengan Perjanjian Paku Alam
I dengan T S.Raffles 1813. Artinya, Keistimewaan DIY lahir dari
pemalsuan dan penggelapan sejarah; sehingga, Keistimewaan DIY
Pada Mulanya adalah Dusta .
6
Konflik agraria dalam wujud perampasan tanah, baik tanah
negara maupun tanah warga, mewarnai Keistimewaan DIY,
melibatkan berlapis-lapis aktor dengan peran dan kepentingan
masing-masing:
1. Kesultanan Yogyakarta (Panitikismo) dan Kadipaten
Pakualaman
Kesultanan dan Pakualaman yang dibentuk pada zaman
kolonial sejatinya subyek hukum yang berbeda dari Kesultanan
dan Pakualaman yang dibentuk melalui UU Keistimewaan
DIY. Kesultanan produk Giyanti 1755 dan Pakualaman produk
Perjanjian PA Rafles 1813 berbentuk badan hukum swapraja, di
bawah kedaulatan penjajah, dan tidak mempunyai hak milik
atas tanah karena wilayah kekuasaannya berstatus pinjaman,
serta sudah berakhir pada 1945 dengan Amanat 5 September
1945 yang dideklarasikan oleh pemimpin kedua badan hukum
swapraja itu. Penegasan posisi pemerintah DIY—yang tunduk
pada NKRI, berbeda dari Kesultanan dan Kadipaten—yang
bukan lagi berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan,
ditegaskan dalam UU No 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan
DIY dan Peraturan Daerah DIY No 5 Tahun 1954 tentang Hak
atas Tanah di DIY.
6 a) www.selamatkanbumi.com//id/pada-mulanya-adalah-dusta-bagian-pertama/
b) www.selamatkanbumi.com//id/pada-mulanya-adalah-dusta-bagian-kedua/
380 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang