Page 412 - Mozaik Rupa Agraria
P. 412
bisnis karaoke yang rerata berpenghasilan 90 juta/bulan. Kelompok
miskin, bisnis militer, dan bisnis hiburan malam itu berada dalam
satu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi Zona
Inti Gumuk Pasir (141,65 ha) oleh pemerintah untuk kepentingan
wisata ATV (All-Terrain Vehicle), Sand Boarding, dan Aero Plane
dan harus bersih dari bangunan pemukiman, kandang ternak,
tambak, dan vegetasi terhitung 1 September 2016 (Setiaji 2016).
Penggusuran itu akan dilakukan terhadap 25 kandang kelompok,
5 parkiran, 1 tambak udang, 1 kafe, 1 kamar mandi, 10 rumah
permanen, 19 rumah semi permanen dan 1 sanggar belajar untuk
anak-anak dari kaum miskin. Dari 33 warga, 1 orang menolak
relokasi dan ganti rugi sebagai konsekuensi perlawanan, lalu
keluar dari organisasi asalnya.
Perbedaannya, ketika terjadi penggusuran, bisnis militer
dan bisnis karaoke masih bisa dipertahankan dengan relokasi
atau modal dialihkan untuk bisnis lain, sedangkan kelompok
miskin tidak sama sekali, mereka harus memulai hidup dari titik
nol. Tanpa penggusuran pun, anak-anak dari keluarga miskin itu
sudah terampas ruang dan kesempatannya untuk tumbuh dan
berkembang baik karena hidupnya dikepung hiburan malam.
Penggusuran membekas sebagai trauma masa kecil yang terus
dibawa, itulah yang dirasakan oleh beberapa remaja dari keluarga
miskin yang mengalami penggusuran 2007.
Pada pertengahan 2016, menjelang realisasi penggusuran,
Patron Politik dan Intelektual hadir kembali ke Komunitas
Gumuk Pasir. Dalam forum elit, mereka merumuskan acara
Panggung Rakyat yang direncanakan mengundang 3 partai politik
dan korporasi tambak udang. Patron Politik dan Intelektual
bersama dengan para elit Komunitas Gumuk Pasir dan Komunitas
Tionghoa membentuk Aliansi Politik di luar Aliansi 5 Komunitas
DIY. Rencana menghadirkan partai politik dan korporasi itu
Gerakan dan Perjuangan Agraria 399