Page 213 - Kembali ke Agraria
P. 213

Usep Setiawan

            komendasikan penundaan pelaksanaan dan revisi Perpres 36/2005
            dalam dua bulan, terhitung sejak 7 Juni 2005. Rekomendasi DPR di
            antaranya berintikan kesimpulan, Perpres 36/2005 bersifat diskri-
            minatif, memberi peluang kesewenang-wenangan, mengabaikan hak
            asasi, membuka ruang kolusi, dan represif.
                Lantas sikap tegas apa yang pantas diambil terhadap Perpres
            36/2005? Hemat penulis, Perpres 36/2005 seyogianya dicabut. Untuk
            sementara bisa kembali ke Keppres 55/1993, sembari menyiapkan
            RUU khusus untuk itu. Yang penting, segera susun berbagai regulasi
            untuk memayungi implementasi pembaruan (reforma) agraria. Sikap
            dan agenda ini bentuk penghargaan atas kecemasan publik sekaligus
            penangkal konflik sosial akibat sengketa tanah.
                Kiranya lebih bermanfaat membangun komitmen bersama untuk
            melaksanakan reforma agraria demi kemakmuran segenap rakyat,
            ketimbang mendiamkan atau membenarkan penggusuran tanah
            rakyat berdalih “pembangunan untuk kepentingan umum”. Wallahu
            a’lam.***


































            194
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218