Page 306 - Kembali ke Agraria
P. 306
Kembali ke Agraria
yang berkeringat bersama rakyat “merebut” hak atas tanah sebagai bagian
dari hak asasi warga Negara. Seorang karib berseloroh: mungkinkah
gubernur pasang badan bagi pedagang kaki lima dan kaum miskin kota
yang kerap dikejar Satpol PP atau Tramtib, saat gubuknya dirobohkan
dan tanahnya digusur karena si miskin tak kuat “beli” sertifikat?
Untuk penyelesaian kasus Meruya, mestinya dicoba dikedepankan
musyawarah antara warga dan perusahaan yang sama-sama mengang-
gap punya bukti kekuatan hukum atas pemilikan tanah di Meruya.
Mungkin ide ini dinilai sebagian pihak terlambat mengingat pro-
ses hukum sudah mengalir jauh. Tapi, dalam musyawarah kemung-
kinan diraihnya solusi yang memenangkan semua pihak lebih besar.
Jika musyawarah tak lagi mungkin, atau gagal mencapai mufakat,
sebaiknya MA meninjau kembali keputusannya. MA dapat menda-
sarkan diri pada temuan-temuan baru yang menyediakan dasar for-
mal bagi penundaan atau bahkan pembatalan eksekusi atas tanah
Meruya. Upaya hukum lebih lanjut yang ditempuh warga tergugat
tentu juga merupakan pilihan sah yang patut dicoba.
Untuk solusi jangka panjang—yang mencakup penanganan selu-
ruh kasus konflik/sengketa pertanahan (agraria) di Tanah Air—pen-
ting kiranya dilakukan pembenahan sistem administrasi pertanahan
sehingga mampu menutup celah mal-administrasi. Agenda ini seyog-
yanya menjadi bagian penting dari program pembaruan (reforma)
agraria nasional yang sedang akan dijalankan pemerintah. Sekalipun
terkesan sekedar soal teknis administratif, perihal ketertiban dan
akuntabilitas serta kredibilitas sistem administrasi pertanahan pada
gilirannya turut menentukan sukses atau gagalnya reforma agraria.
Data-base dan sistem informasi pertanahan harus diperkuat untuk
mengakomodir kepentingan masyarakat.
Pemerintah wajib memberikan kepastian hukum serta
perlindungan optimal atas pemilikan tanah masyarakat sehingga
tidak mudah didelegitimasi oleh proses hukum yang seringkali serba
gulita dan penuh tanda tanya. Dari meruyaknya tanah Meruya,
semoga bangsa ini masih bisa merayakan pekik “Merdeka”! ***
287