Page 311 - Kembali ke Agraria
P. 311
Usep Setiawan
nakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dasar konstitu-
sionalnya, Yudhoyono dapat mencantolkan diri pada Pasal 33 (3)
UUD 1945.
Desakan itu sampai sekarang belum direspons Yudhoyono. In-
donesia membutuhkan jalan baru seperti ditempuh Bolivia. Nasio-
nalisasi migas dan redistribusi tanah bagi rakyat miskin mesti diya-
kini tidak akan menghilangkan kepercayaan negara lain kepada kita.
Keberanian kita menegakkan kedaulatan atas kekayaan adalah bukti
tingginya kualitas kebangsaan kita, tanpa bermaksud mengisolasi
diri dari pergaulan antarbangsa.
Tampaknya kita perlu menyegarkan kembali keyakinan kolektif
bangsa atas ideologi nasional yang melandasi kebangkitan nasional
kita. Apalagi sampai saat ini kita seperti terus saja gamang dan terus
mencari working-ideology sebagai kompas pemandu arah perjalanan
bangsa ke depan. Pendiri republik mewariskan ajaran “Sosialisme
Indonesia” sebagai rumusan asli yang digali dari budaya sendiri
dan diabdikan bagi kaum lemah karena dilemahkan oleh sistem dan
struktur sosial-ekonomi-politik produk kolonial. Bagi pendiri republik
ini, sosialisme Indonesia dianggap jalan yang paling tepat dianut
dan ditempuh bangsa yang telah dua abad dicengkeram kolonialis-
imperialis asing.
Sosialisme Indonesia bukanlah sekadar sosialisme yang jamak
diterapkan negara lain. Sosialisme Indonesia bukanlah komunisme,
tapi bersarikan antikapitalisme asing maupun kapitalisme bangsa
sendiri. Kapitalisme menjadi musuh bersama karena ia tak ubahnya
ibu kandung kolonialisme-imperialisme, yang terbukti menindas dan
mengisap. Penindasan dan pengisapan inilah yang hendak kita ku-
bur dari Bumi Nusantara.
Kristalisasi dari semangat mewujudkan nasionalisme dan
sosialisme Indonesia bagi bangsa ini bermuara pada sebuah konsen-
sus nasional tertinggi yang dipantulkan secara utuh dalam lima sila
dasar negara, yakni: Ketuhanan, Kemanusiaan, Kebangsaan, Kerak-
yatan, dan Keadilan. Oleh Bung Karno, rangkuman dari kelima nilai
292