Page 313 - Kembali ke Agraria
P. 313
Usep Setiawan
ini masih berupa asa, maka langkah strategis yang patut diambil
Indonesia ialah melaksanakan reforma agraria. Pilihan strategi yang
ditempuh Evo Morales di Bolivia saat ini dan Bung Karno di Indone-
sia masa lalu, hendaknya menginspirasi kebangkitkan nasionalisme
dan sosialisme Indonesia baru. Reforma agraria sejati plus nasiona-
liasi aset bangsa sebagai salah satu agenda strategis bangsa hen-
daknya dijauhkan dari stigma “kiri” atau “kanan” karena kita telah
bulat menggenggam teguh Pancasila dalam pikiran, ucapan dan
tindakan.
Presiden Yudhoyono sudah saatnya berbahasa lebih terang da-
lam merealisasikan reforma agraria sebagaimana dijanjikan akan
dimulai tahun 2007 ini. Di saat yang sama, Presiden sebagai Panglima
Tertinggi TNI harus mengendalikan seluruh jajaran tentara agar tak
lagi menjadi pihak yang berhadapan dengan rakyat dalam kasus
tanah. Kekerasan aparat yang terjadi 30 Mei 2007 di Pasuruan Jawa
Timur hingga menewaskan empat warga, harus menjadi tragedi yang
terakhir.
Walaupun Jenderal Yudhoyono bukan “Jenderal” Nagabonar,
tapi ada perlunya Yudhoyono bercermin dari gaya Nagabonar dalam
mempertahankan nasionalismenya yang sering kali menghentak tak
terduga. Dalam Nagabonar Jadi 2 garapan Dedy Mizwar, Nagabonar
menolak dan marah besar ketika Bonaga, sang anak Nagabonar, ber-
niat melego tanah leluhur yang di dalamnya ada makam keluarga
mereka kepada investor asing.
Saat globalisasi menderas, kita harus menyelamatkan jati diri
kebangsaan kita. Saat kapitalisme menggurita, segera kita amalkan
sosialisme Indonesia (Pancasila). Jika terlambat berbenah, celoteh
Nagabonar: “Apa kata dunia?!” ***
294