Page 338 - Kembali ke Agraria
P. 338

Suara Pembaruan, 19 Juli 2007








                  Lahan Pertanian dan Hak Asasi Petani








                   ENYUSUNAN Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang
               PPengelolaan Lahan Pertanian Pangan Abadi yang diprakarsai
               oleh Departemen Pertanian RI bersama DPR RI menarik untuk dicer-
               mati, seiring dengan rencana pemerintah untuk mulai melaksanakan
               reforma agraria di tahun 2007 ini.
                   Keberadaan RUU ini merupakan respons pemerintah atas
               menyusutnya lahan pertanian yang mengancam ketahanan pangan
               nasional. Tersedianya lahan pertanian yang cukup dan meningkat-
               nya produktivitas pertanian dibutuhkan untuk mencukupi keterse-
               diaan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai
               inti dari revitalisasi pertanian.
                   Draf II (14 Juni 2007) RUU Lahan Pertanian Pangan Abadi
               mengandung lima poin pertimbangan, dua poin mengingat, men-
               cakup 12 bab, dan 40 pasal. Konsideran RUU ini, mengingat pada
               UUD 1945 (Pasal 20 ayat [1], Pasal 21, dan Pasal 33) dan UU No 26/
               2007 tentang penataan ruang. Pada bagian menimbang digariskan;
               “bahwa dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan
               kebutuhan perumahan serta perkembangan ekonomi, mengakibatkan terja-
               dinya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian, sehingga mempengaruhi
               kedaulatan dan ketahanan pangan”.
                   Kita memang tengah membutuhkan komitmen nasional untuk
               mencegah laju konversi lahan pertanian, menciptakan kedaulatan
               pangan, sekaligus melindungi hak-hak asasi petani.

                                           319
   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343