Page 345 - Kembali ke Agraria
P. 345

Usep Setiawan

            akhir Juli 2007 ini, belum ada “lampu hijau” kapan dan bagaimana
            realisasi dari rencana pelaksanaan reforma agraria atau PPAN ini.
                Sebelumnya, kita mencatat rencana pemerintah setelah rapat
            kabinet terbatas mengenai reforma agraria (Mei 2007), yakni rencana
            Presiden RI untuk menandatangani RPP RA; akan diadakan per-
            temuan presiden dengan para gubernur, bupati dan wali kota; dan,
            dipuncaki rencana launching PPAN oleh presiden. Tampaknya kita
            masih harus menunggu.
                Menurut Kepala BPN RI Joyo Winoto, pemerintah akan mengalo-
            kasikan secara bertahap lahan seluas 8,15 juta hektare untuk diba-
            gikan ke 17 provinsi dengan 104 kabupaten. Lahan itu berasal dari
            kawasan hutan produksi konversi. Selain itu, dialokasikan tanah
            seluas 1,1 juta hektare yang berasal dari sumber lain, seperti dari
            tanah kelebihan maksimum, tanah absentee yang telah ditetapkan
            UU, tetapi belum diredistribusikan, tanah negara yang haknya telah
            berakhir dan pemanfaatannya tidak sesuai dengan surat keputusan
            pemberian hak, serta tanah yang secara fisik dan hukum terlantar
            (Jurnal Nasional, 21/5/07).
                RPP RA (draft keenam, 14 Mei 2007) mengandung tujuh tujuan
            reforma agraria, yakni: menata kembali ketimpangan penguasaan,
            pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; mengurangi kemis-
            kinan; menciptakan lapangan kerja; memperbaiki akses masyarakat
            kepada sumber-sumber ekonomi, terutama tanah; mengurangi seng-
            keta dan/atau konflik pertanahan dan keagrariaan; memperbaiki dan
            menjaga kualitas lingkungan hidup; dan, meningkatkan ketahanan
            pangan.
                Belum jelas keterkaitan RUU PLPPA dengan RPP RA. Reforma
            agraria memang mendesak untuk segera dijalankan. Tapi jangan
            abaikan sinergi antar-unsur pemerintahan secara utuh, mulai dari
            arah kebijakan, agenda legislasi hingga program praksisnya. Agar
            reforma agraria cepat dijalankan, tepat sasaran, tanpa korban.***






            326
   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350