Page 372 - Kembali ke Agraria
P. 372

Kembali ke Agraria

               legislasi yang isinya tak simetris dengan UUPA. Idealnya UUPA jadi
               ruh yang menjiwai.
                   Karena kedua kebijakan ini mengatur objek yang sama (tanah)
               maka keduanya wajib sinkron. Walaupun RUU Lahan Abadi khusus
               akan mengatur tanah yang digunakan sebagai lahan pertanian
               pangan, tapi tak boleh abai desain makro kebijakan penatagunaan
               pertanahan melalui reforma agraria. Jangan ada tumpang tindih objek
               karena bisa meletupkan konflik. Perumus kebijakan perlu meletakkan
               pengaturan objek tanah (lahan) dalam rangka menuntaskan ketim-
               pangan dan sengketa pertanahan.
                   Kedua rancangan kebijakan ini juga dipastikan akan menyentuh
               subjek yang sama, yakni kaum tani. Keduanya mesti melindungi dan
               meningkatkan kesejahteraan petani, terutama petani tak bertanah
               dan petani gurem. Diperlukan pengaturan yang memastikan perlin-
               dungan dan penyejahteraan petani itu dilakukan menyeluruh. Mesti
               dihindari adanya “anak emas” dari suatu kebijakan yang hanya
               menguntungkan “petani berdasi”, sementara “petani miskin” makin
               tersingkir karena jadi “anak tiri”. Pemihakan perlu dipertegas bagi
               petani terbawah, yang asetnya terbatas, dan aksesnya minim.
                   Dibutuhkan kelembagaan kuat untuk memproteksi lahan per-
               tanian dari gerusan konversi. Kerangka kebijakan lahan pertanian
               yang disusun pemerintah pusat efektivitasnya akan sangat diten-
               tukan oleh kemauan dan kemampuan pemerintah daerah. Hal yang
               sama juga dengan pelaksanaan reforma agraria. Walapun butuh lem-
               baga khusus yang merancang persiapan dan memimpin pelak-
               sanaannya, tetap saja peran aktor pemerintahan di berbagai level
               menentukan keberhasilan reforma agraria.
                   Bagaimana pun, kebijakan ini hendaknya mudah ditempuh,
               diterima banyak kalangan dan efektif mengapai tujuan. Mengingat
               dan menimbang begitu banyak kemiripan substansial antara RUU
               Lahan Abadi dengan RPP Reforma Agraria, kenapa tak diputuskan
               saja satu produk legislasi yang komprehensif, semisal UU Reforma
               Agraria di bawah naungan UUPA 1960. ***


                                                                        353
   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376   377