Page 43 - Kembali ke Agraria
P. 43

Usep Setiawan

            mempromosikan sistem pasar kapitalisme sebagai instrumen untuk
            rakyat keluar dari kemiskinan.
                Pemikiran de Soto ini ikut mendasari cara kerja program perta-
                                                              14
            nahan pemerintah selama lima tahun belakangan ini.  Berbeda
            dengan Joyo Winoto yang memakai pemikiran de Soto sebagai dasar
            untuk menunjukkan pentingnya legalisasi aset tanah rakyat, sejumlah
                                                   15
                                                                      16
            pemikir di dalam KPA, termasuk Noer Fauzi  dan Dianto Bachriadi ,
            menempatkan de Soto adalah bagian dari jaringan intelektual neoli-
            beral yang memuja-muja keutamaan dari private property rights, sistem
            hukum positif dan mekanisme pasar kapitalis. Kritik mereka berangkat
            bahwa integrasi aset tanah ke dalam sistem pasar yang dihidupkan
            melalui pendaftaran tanah merupakan bagian dari strategi pem-
            bangunan neoliberal dalam menciptakan kondisi berikutnya bagi
            bekerjanya sistem kapitalisme. 17


                14  Kepala BPN, Joyo Winoto pernah menyambut gagasan de Soto dengan
            ramah dan mengkombinasinya dengan “reformasi akses ala Amartya Sen” dalam majalah
            Tempo Edisi 10 September 2006 yang melansir suatu publikasi khusus tentang
            “Hernando De Soto: Gagasan Kontroversial dari Dunia Ketiga” dalam enam halaman
            (halaman 75 – 81). De Soto pun pernah diberi kesempatan untuk presentasi pada
            tangal 7 November 2006 di  hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama
            sekitar sepuluh menteri dan pejabat setingkat menteri, plus dua Juru Bicara
            Kepresidenan. “Bahas Pengentasan Kemiskinan, SBY Diskusi Dengan Hernando
            de Soto”, 7 November 2006. Situs resmi Presiden Republik Indonesia, Dr. H.
            Susilo Bambang Yudhoyono. http://www.presidensby.info/index.php/fokus/
            2006/11/07/1216.html
                15  Fauzi dan Malone (2007) menulis bahwa apa yang dilakukan oleh de Soto
            adalah “dalam rangka misi menciptakan kondisi agar perluasan pasar kapitalis diterima
            dengan ramah, tanpa mempersoalkan bagaimana akumulasi kekayaan terjadi dengan
            pelepasan aset utama kaum miskin yang berlangsung baik secara brutal maupun
            secara halus, siapa yang telah dan dapat berpartisipasi dalam pasar kapitalis dan siapa
            yang telah dan akan disingkirkan lagi, serta siapa yang diuntungkan dan siapa yang
            dirugikan”.
                16  Bachriadi (2007) menulis “(p)rogram redistribusi tanah ala SBY tidak lebih
            merupakan suatu instrumen untuk memperkuat kebijakan penciptaan pasar tanah
            yang didahului dengan penciptaan kepastian hukum terhadap pemilikan tanah melalui
                   17
            sertifikasi . Redistribusi tanah dapat meningkatkan jumlah sertifikat tanah yang pada
            dasarnya menjadi salah satu fondasi dari Program Manajemen/Administrasi Pertanahan
            dalam kerangka menciptakan “pasar tanah yang bebas” (free land market) … sertifikasi

            24
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48