Page 44 - Kembali ke Agraria
P. 44
Prolog
Penutup
(yang membuka pintu untuk mempelajari sejarah geografi per-
kembangan kapitalisme dan pembentukan negara melalui persoalan
agraria)
Panggung-panggung yang diurai di atas dari waktu-ke-waktu
tentu saja panggung dari banyak aktivis agraria dahulu dan sekarang.
Di bagian penutup ini saya hendak menyajikan perjalanan aktivisme
agraria itu dalam rentang perjalanan yang lebih panjang, yakni perja-
lanan kapitalisme dan proses pembentukan negara. Saya mulai
dengan cuplikan cerita ketika Badan Pelaksana KPA untuk pertama
kalinya hendak menerbitkan sebuah buku (1997) bekerja sama dengan
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LP-FEUI).
Pada mulanya buku utama KPA Reformasi Agraria: Perubahan Politik,
Sengketa dan Agenda Pembaruan Agraria di Indonesia adalah naskah
yang siap dicetak dengan judul Buah-buah Kapitalisme Agraria: Peru-
bahan Politik, Sengketa dan Agenda Pembaruan Agraria di Indonesia. R.
Yando Zakaria yang pada waktu itu bekerja di Lembaga Penyelidikan
Ekonomi dan Masyarakat–Universitas Indonesia (LPEM-UI) mem-
bawa naskah itu ke LP-FEUI untuk diterbitkan. Atas persetujuan
Dorojatun Kuntjorojakti, Dekan Fakultas Ekonomi UI, naskah itu bisa
diterbitkan, dengan permintaan untuk mengganti judul Buah-buah
Kapitalisme Agraria menjadi Reformasi Agraria. Pengurus BP-KPA dan
para penyunting buku ini (Dianto Bachriadi, Bonnie Setiawan, dan
Erpan Faryadi) menerima usulan itu. Buku itu terbitlah di tahun 1997,
tiga tahun setelah rangkaian studi agraria dan konsultasi wilayah
digagas dan dipimpin oleh Bonnie Setiawan semenjak awal tahun
1994.
Sekelumit cerita ini saya kemukakan untuk mengedepankan
pesan bahwa sekelompok orang pemulai KPA memahami perubahan
tanah dalam kerangka penciptaan “pasar tanah yang bebas” adalah suatu kebijakan
global yang didorong oleh sejumlah lembaga keuangan internasional, seperti Bank
Dunia misalnya, untuk memberikan landasan bagi intensifikasi penetrasi kapital yang
lebih leluasa dalam era globalisasi saat ini.”
25