Page 431 - Kembali ke Agraria
P. 431

Usep Setiawan

            modal, teknologi, dan pasar. Dalam kerangka inilah pentingnya
            menjalankan reforma agraria sebagai jalan keluar untuk mengatasi
            persoalan struktural yang dihadapi oleh petani.


            Melunasi utang
                Ada beberapa penyebab utama mengapa PPAN tak segera ter-
            laksana.  Pertama, program ini disandarkan pada BPN, sebuah
            lembaga pemerintah nondepartemen yang kurang kuat untuk men-
            jalankan agenda besar ini. Kedua, telah terjadi ego sektoral antar-
            departemen yang mengelola sumber daya alam sehingga hambatan
            birokrasi menjadi dominan. Ketiga, belum tersedianya payung hukum
            untuk menjalankan program yang lintas sektoral tersebut. Keempat,
            lemahnya dukungan organisasi masyarakat sipil akibat proses PPAN
            yang cenderung tertutup bagi proses partisipasi dan kritik masyarakat
            (KPA, 2009).
                Ini menandakan dua hal yang saling berkelindan, yakni tak cukup
            kuatnya komitmen Presiden SBY terhadap program yang telah
            diucapkannya, dan lemahnya Kabinet Indonesia Bersatu dalam
            menerjemahkan agenda  reforma agraria ke dalam langkah aksi dan
            implementasi di masing-masing sektor/bidang.
                Khusus terkait peran para menteri di kabinet sebagai pembantu
            presiden, tentu saja perlu dipilih orang-orang yang satu garis komit-
            men, pemikiran dan praktik dengan presiden untuk menjalankan
            reforma agraria. Ketidakpahaman atau ketidakmauan satu atau
            sejumlah menteri untuk merealisasikan reforma agraria hendaknya
            tak terjadi lagi pada kabinet baru yang dibentuk SBY untuk lima
            tahun ke depan.
                Beberapa langkah utama mestinya dilakukan. Presiden SBY me-
            mimpin langsung program ini dan segera mengeluarkan UU atau PP
            pelaksanaan pembaruan agraria yang dijanjikan. Presiden juga mem-
            bentuk lembaga ad hoc pelaksana pembaruan agraria. Komposisi kabi-
            net yang mengelola sumber kekayaan alam, pertanian, kehutanan,
            kelautan, perkebunan dan pertanahan harus satu visi dalam membe-


            412
   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436