Page 69 - Kembali ke Agraria
P. 69
Bandung Pos, 3 April 2000
Wajah Paradoks Agribisnis
EWASA ini wacana mengenai agrobisnis atau agroindustri
Dsebagai alternatif pengembangan sektor pertanian di masa
depan cukup mengemuka di sejumlah media massa. Dalam tang-
gapan menulis, pemikiran yang dilontarkan sejumlah ahli di bidang
pertanian paling tidak mengandung dua fondasi paradigmatik yang
kuat.
Pertama, kompleksitas krisis ekonomi Indonesia dewasa ini telah
menempatkan posisi sektor usaha pertanian menjadi signifikan
sebagai altematif penyelesaian krisis dan pemulihan dampak-dam-
paknya. Kedua, kebijakan ekonomi-politik negara (pemerintah) yang
berpihak pada agrobisnis diyakini dapat secara simultan menye-
lesaikan sejumlah problem sosial-ekonomi yang dilahirkan krisis
ekonomi. Misalnya saja, problem ketenagakerjaan atau pengangguran
yang kini menggejala dan ancaman kerawanan pangan dapat
dielakan jika agrobisnis dijalankan.
Bagi banyak pihak, agrobisnis merupakan jalan lapang bagi
upaya membenahi pembangunan di sektor pertanian. Banyak
penganjur agrobisnis yang menandaskan pertumbuhan, pemerataan,
dan kestabilan adalah bagian dari sumbangan dari agrobisnis dalam
pembangunan ekonomi sekarang. Keyakinan ini menyiratkan ada-
nya landasan paradigma pembangunan pertanian yang bertumpu
pada kekuatan modal besar serta hitungan-hitungan ekonomi makro
dari model agrobisnis yang ditawarkan. Lantas apa yang kurang?
50