Page 102 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 102
92 Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
Megaproyek MP3EI Bekerja?
No Kebutuhan Lahan Luas (ha)
1 Bukan tambang aktif 14, 500
2 Sarana dan prasarana penunjang permanen 60
3 Sarana dan prasarana penunjang permanen 300
4 Zona penyangga 9.000
Tabel 2:
Rincian kebutuhan lahan PT Vale
di Blok Bahodopi. Jumlah 10.570
Sumber: Diolah dari Seputar Rakyat
Edisi 2, 2010.
Berdasarkan tabel di atas, keseluruhan total kawasan yang dibuka akan dipergunakan untuk kegiatan Pra-Konstruksi,
Konstruksi, dan Operasi selama 30 tahun atau jangka waktu kelayakan ekonomi proyek. Dari sini kelihatan sekali banyak
hutan yang akan dikorbankan eskploitasi nikel PT Vale. Dengan demikian, sudah dapat diperkirakan laju kerusakan hutan
dan beban layanan fungsi-fungsi ekologi, akan terus-menerus meningkat akibat pembangunan pabrik ini.
Terlepas dari perdebatan bahwa pembangunan pabrik akan memberikan dampak yang luar biasa secara sosio-ekologis.
Wacana yang bergulir telah menjadi suatu fakta baru bagaimana perusahaan tambang seperti PT Vale hanya mengejar
keuntungan semata. Ancaman yang lebih serius jika PT Vale memenuhi sejumlah tuntutan pemda dan masyarakat terkait
dengan rencana pembangunan pabrik. Sebab, jika dilihat isi kontrak karya dan aturan pertambangan terbaru seperti
Undang-Undang Mineral dan Batubara tahun 2009, sangatlah tidak menguntungkan bagi kepentingan nasional lebih khusus
masyarakat yang berada di areal pertambangan. Selain karena minimnya tenaga kerja yang akan direkrut, kurangnya kontrol
kepemilikan saham membuat semakin sedikitnya nilai yang bisa diperoleh oleh pemerintah republik Indonesia.
Menurut sumber terpercaya dalam PT Vale, diperkirakan dalam masa-masa percobaan (Baca: test mining). Total hasil nikel
dari Seba-Seba Blok Bahodopi dalam satu hektar sudah mencapai 90 ribu Metriks Ton Ore (nikel mentah-bercampur tanah).
Jumlah ini diambil dari perhitungan galian ore yang berada pada 150 titik lokasi, setiap satu tumpukan itu berjumlah 600
3
Metriks ton.
Dari Informasi di atas pula dapat diperkirakan bagaimana potensi nickel ini memberikan keuntungan pada PT Vale. Hanya
proses test mining, perusahaan sudah menghasilkan nikel mentah mencapai puluhan ribu ton dalam satu hektar. Bagai-
mana jika keseluruhan tanah yang luasnya 30.000-an hektar itu digali?“ kami hanya akan mendapat 'kulit-kulit kering' dari
sisa keuntungan penjualan nikel” kata salah satu warga lingkar tambang saat melakukan Fokus Group Diskusi (FGD) yang
difasilitasi Yayasan Tanah Merdeka (YTM, 2009). Tanggapan warga ini cukup relevan jika kita merujuk pada pengalaman
panjang PT Vale melakukan eksploitasi nikel di Sorowako. Tahun demi tahun jutaan keuntungan terus terserap masuk dalam
kas perusahaan, tetapi disaat yang sama, banyak petani menjadi miskin di sekitarnya (Sangaji, 2002).