Page 104 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 104
94 Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
Megaproyek MP3EI Bekerja?
Beberapa projek besar sementara dilaksanakan dilapangan melalui beberapa perusahaan kontraktor lokal Morowali dan dari
Pulau Jawa. Proyek yang telah terlaksana secara umum dapat dilihat melalui tabel berikut:
No Nama Perusahaan Jenis Pekerjaan
1 CV Megah Jasa Pratama 1. Mengerjakan jalan perusahaan di Blok Seba-seba
2. Pengumpulan Ore (nikel mentah bercampur tanah)
3. Perusahaan penyuplai tenaga kerja pada Inco/Outsourcing
2 CV Bumi Tama 1. Mengerjkan jalan Koridor One Pute Sorowako
2. Mengerjakan jalan Koridor Sorowako Ululere
3 PT Duta Graha Mengerjkan pelebaran jalan daerah yang menghubungkan Sorowako
dan Bungku dengan total proyek senilai Rp. 250 miliar.
Tabel 4:
Perusahaan-perusahaan
sub-kontraktor PT Inco. 4 PT ERM (environmental Resources Mengerjakan proyek penelitian dampak sosial ekonomi rencana
Sumber: Diolah dari berbagai sumber,
2010, disadur sesuai teks asli dari Management) pembangunan pabrik Inco
Seputar Rakyat Edisi 2 tahun 2010.
Pengusaha yang telibat dalam subkon PT Vale diberikan hak istimewa untuk mengerjakan berbagai projek tersebut,
alasannya karena rata-rata masih berstatus pengusaha lokal. Projek ini berhubungan langsung dengan masyarakat dan
sangat berpotensi menimbulkan ketegangan yang tinggi di lapangan. Kondisi buruk bisa saja terjadi jika PT Vale sebagai
perusahaan besar jika langsung menangani proyek tersebut. Jika dilihat dari menguatnya berbagai protes masyarakat lokal,
menggunakan perusahaan milik aktor lokal adalah jalan terbaik untuk menghindari konfrontasi langsung dengan masyarakat
4
lokal.
Rio Tinto
PT Rio Tinto adalah group tambang raksasa dari Australia yang memusatkan diri di Kota London dan sedang beroperasi di
lebih dari 20 negara. Perusahaan ini adalah hasil “perkawinan” dua perusahaan besar yakni RTZ Corporation PLC dan CRA
Limited.
Group perusahaan Rio Tinto, dikelompokan pada masing-masing jenis komoditi yang dipimpin oleh Chief Executive dengan
beragam jenis komoditi; tembaga, biji besi, energi, aluminium, emas, berlian dan mineral Industri. Bagi setiap komoditi
difokuskan pada skala pertambangan besar berjangka panjang dan efisien bagi suburnya surplus keseluruhan perusahan ini.
Sementara konsentrasi asset vital perusahaan berada dibeberapa negara dengan jumlah pembagian berikut; Amerika 50
persen, Eropa 3 persen, Australia dan New Zeland 43 persen, Afrika 4 persen Indonesia 5 persen, Amerika Selatan 4 persen.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, Rio Tinto berencana menambang nikel di tiga wilayah yakni, Sulawesi Tengah (Sulteng),
Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sulawesi Tenggara (Sultra)dengan total Luas areal konsesi tambang 95.130 hektar. Kawasan
yang saling berbatasan antar tiga provinsi ini dinamai Blok Lasampala yang terdiri dari tiga sub-blok, dengan luas masing