Page 183 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 183
Kompleks Industri Bekasi:
Masalah Perburuhan dan Aksi-aksi Kaum Buruh 173
Gambar 4: Demonstrasi buruh Bekasi pada tahun 2012.
Sumber: buruhbekasibergerak.blogspot.com dan beritaekonomi.kiosgeek.com
kemampuan buruh Bekasi untuk memobilisasi massa dalam waktu singkat. Kemampuan tersebut pula yang menjelaskan
tingginya angka demonstrasi dan pemogokan di kompleks industri Bekasi. Menurut Kepolisian Resort Bekasi, sepanjang
tahun 2012 terjadi tak kurang dari 104 kali aksi demonstrasi, dan 49 kali mogok kerja di Kabupaten Bekasi. Jauh lebih tinggi
6
dari tahun sebelumnya. Dampak aksi buruh di Bekasi tidak dapat diabaikan. Pada aksi menolak penentuan upah minimum,
Januari 2012, buruh Bekasi menunjukkan kemampuan ototnya dengan memblokade jalan tol Jakarta-Cikampek pada tanggal
7
11 Januari dan 27Januari 2012. Setelah mereka sekali lagi melumpuhkan putaran roda industri di Bekasi, pada Mogok
Nasional 2012, pemerintah pusat membuka pembicaraan dengan konfederasi besar serikat buruh. Pemerintah tidak ingin
peristiwa blokade jalan tol terulang lagi. Menjelang akhir 2012, beberapa demonstrasi meledak lagi di Jakarta dan Bekasi.
Kali ini lantaran PT Samsung Elektronik Indonesia (PT SEIN) melakukan pemberangusan serikat. 8
Penting untuk mencatat bahwa tingginya angka kejadian demonstrasi dan mogok di Bekasi sebagian disebabkan oleh marak-
nya aksi gerebeg pabrik (akan diulas lebih lanjut di bawah). Komunitas buruh Bekasi rajin melakukannya. Berbagai macam
bentuk protes di dalam pabrik dan di jalanan digerakkan oleh setidaknya dua aliansi serikat buruh. Yang pertama adalah
Buruh Bekasi Bergerak (BBB), yang terdiri dari FSPMI, KSPSI, GSPMII. SPN pernah bergabung sebentar, tapi lalu menyatakan
keluar dari BBB. Kelompok kedua adalah serikat buruh yang tergabung dalam Sekber (Sekretariat Bersama) Buruh. Sekber
Buruh beranggotakan KASBI, FPBJ, PPBI FPBI, SPTGB, dll. Dua aliansi besar ini sering dinilai memiliki latarbelakang ideologi
yang berbeda, namun memiliki kesamaan pandangan dalam pilihan dan pengembangan aksi massa.
Untuk membaca gerakan buruh Bekasi, sudah barang tentu diperlukan pencatatan tentang dinamika (perdebatan, kerjasama
persaingan, dst) yang berlangsung antara kedua aliansi besar di atas maupun antar serikat di dalamnya. Salah satu organ-
isasi buruh yang memiliki aksi langsung yang cukup kuat adalah FKI-KSPSI. Organisasi ini merupakan Buruh Bekasi Berge-
rak, dan menjadi bagian dari Konfederasi SPSI, yang merupakan pelanjut SPSI, serikat buruh terbesar yang didukung rejim
Orde Baru. Meski demikian, FKI-KSPSI merupakan suatu faksi dalam SPSI yang lebih mewakili gaya perjuangan dan perla-
wanan anak muda. Organisasi ini pula yang begitu getol mendorong model aksi langsung: gerebeg pabrik. Suatu langgam
perjuangan yang dianggap “melenceng” dari arahan organisasi induknya.