Page 184 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 184
174 Di Atas Krisis Sosial-Ekologis Semacam Apa
Megaproyek MP3EI Bekerja?
Gerebeg pabrik
Sepanjang tujuh bulan terakhir 2012 tidak ada kata yang popularitasnya paling populer
mengalahkan gerebeg pabrik di Bekasi. Pada aksi gerebeg: … pabrik-pabrik yang mem-
pekerjakan buruh outsourcing yang melanggar UUK No. 13/2003, didatangi oleh massa dari
sejumlah serikat buruh yang berasal dari pabrik-pabrik lain yang berdekatan. Kemudian
mela-kukan penutupan pabrik, pendudukan, bahkan 'menyandera'pihak manajemen, untuk
10
menuntut pengangkatan buruh outsourcing menjadi buruh tetap. Gerebeg merupakan ga-
bungan dari pawai, demonstrasi, mogok kerja, pendudukan, dan negosiasi. Merupakan suatu
strategi konfrontasi, aksi pendudukan untuk menghentikan aktivitas produksi, dengan tujuan
untuk melakukan negosiasi baru dan mendesakkan tuntutan perubahan hubungan kerja dan
perbaikan kondisi kerja. Butir-butir kesepakatan hasil negosiasi kemudian dituangkan dalam
suatu Perjanjian Bersama (PB). Umumnya PB berbentuk dokumen tertulis, walau ditemukan
juga PB yang hanya berupa kesepakatan lisan dari managemen pabrik. Dalam situasi la-
pangan yang darurat, banyak PB ditulis tangan untuk sementara, dan baru kemudian diketik
rapi, diberi materai, dan ditandatangani kedua belah pihak. Sasaran gerebeg kebanyakan
adalah pabrik. Namun demikian, dilaporkan sebuah yayasan outsourcing di Cikarang pun
pernah kena sasaran gerebeg. 11
Ada beberapa pendapat tentang asal-usul gerebeg. Ketika gerebeg pabrik mulai marak, be-
berapa media cetak menggunakan kata gerudug. Tapi istilah gerudug ini kalah populer, dan
tidak digunakan lagi. Gerebeg mengingatkan pada bentuk aksi solidaritas antar pabrik sebe-
lumnya, yakni sweeping. Aksi sweeping dilaporkan terjadi di beberapa kota (Tangerang,
Gambar diambil
dari www.politikrakyat.com Bandung) pada peringatan May Day 2006; tatkala rejim paska Orde Baru didesak untuk me-
netapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh. Pada aksi sweeping buruh dari berbagai pabrik ber-
sama-sama mendatangi satu pabrik, untuk menjemput buruh di tempat itu bergabung de-
ngan massa aksi. Pengusaha mengeluh karena massa yang melakukan sweeping memaksa
buruhnya menghentikan pekerjaan, sehingga produksi terganggu. Pada aksi sweeping, buruh yang menjemput sudah ber-
koordinasi dengan buruh yang dijemput. Dalam hal itu, sweeping mirip dengan gerebeg. Buruh bersangkutan, biasanya yang
posisi tawar serikatnya lemah, sudah berkoordinasi dan memang menghendaki pabrik tempat kerjanya digerebeg. Aksi
gerebeg tercatat pertama kali terjadi di PT Hero, Bekasi, sesudah toko swalayan ini melakukan pemecatan sepihak terhadap
514 karyawannya, yang kebanyakan sudah bekerja selama 5-8 tahun. Aksi sebelumnya berhasil memaksa Dinas Tenaga
Kerja setempat mengeluarkan nota dinas, yang meminta PT Hero mempekerjakan kembali karyawan yang di-PHK. Karena PT
Hero mengabaikan nota dinas tersebut, massa buruh melakukan penggerebegan, memblokade gudang sehingga meng-
hambat arus keluar-masuk barang. Melalui aksi Gerebeg dua hari, pada 22-23 Mei 2012, tuntutan dipenuhi. Keberhasilan
gerebeg di PT Hero ini kemudian ditiru oleh banyak serikat.
Gerebeg populer, kontroversial, terjadi berulang-ulang sehingga melumpuhkan industri dan aparat keamanan, dan --hingga
derajat tertentu-- manjur. Untuk menghindari pabriknya digerebeg, PT Tempo Scan Pacific di Kawasan Industri EJIP me-
masang spanduk berbunyi: Perusahaan Menolak Outsourcing. Beberapa pabrik melakukan hal yang sama. Gerebeg pabrik
yang biasanya berlangsung selam satu sampai tiga hari merupakan cara ampuh bagi buruh untuk mendesakkan tuntutan-
nya. Ada demikian banyak aspek menarik dari gerebeg. Untuk tujuan menghentikan operasi pabrik, jumlah massa adalah