Page 136 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 136

Fenomena Kontemporer Pengaturan Tanah Adat

             Bupati dan ruang-ruang dalam pemerintahan). Gerakan elit
             adat seperti ini biasanya tidak ngotot mengusahakan kebutuhan
             masyarakat adatnya sendiri yang umumnya adalah petani yang
             membutuhkan tanah, namun lebih bernuansa politik sebagai cara
             menegaskan perlunya dibentuk suatu wilayah pemerintahan yang
             baru (pemekaran). Terkadang, tujuan-tujuan lain yang praktis dan
             dalam jangka pendek bisa menjadi lebih menonjol. 28
                 Di samping gairah-gairah konseptualisasi strategis dan
             berbagai penerapan baru dalam gerak masyarakat adat, nyatanya
             ada pula konsep-konsep adat sebagai sesuatu harmoni yang masih
                                                     29
             bertahan di kepala pemangku pemerintahan.  Hal ini menjadi
             ironi pemahaman (konseptual) tersendiri. Li menyoroti, bahwa
             identifikasi adat di Sulawesi Tengah akan semakin longgar dan
             meluas seiring dengan semakin luasnya konteks “adat” itu sendiri
             dibicarakan. Suatu pembicaraan adat dalam arus wacana tertentu
             yang lahir dari dorongan-dorongan yang tidak sepenuhnya
             berasal dari adat itu sendiri, Li menyebutnya sebagai penerapan
             kontemporer atas definisi adat yang meluas (untuk tidak menyebut
             semakin kabur atau terombang-ambing dalam perebutan wacana/
             kepentingan. pen).

             6. Butir Permenungan

             Reformasi telah menjadi celah penting kebangkitan adat.
             Kenyataan menunjukkan beragam perkembangan yang ada tak
             mesti bertujuan untuk kemaslahatan adat itu sendiri. Contoh-
             contoh dari situasi kontemporer di atas cukup banyak bertebaran
             dalam hidup sehari-hari. Disini hanya dibahas sangat sedikit dari

             28. Ibid.
             29. Ibid.

                                     — 117 —
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141