Page 147 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 147

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            menutup sungai Kanibungan dan membuat sungai baru yang
            digunakan untuk membuang limbah batu bara. Saat itu, masyarakat
            didampingi oleh NGO dan perwakilan DPRD menutup jalan
            produksi perusahaan, dengan proses negoisasi yang alot akhirnya
            masyarakat bisa mendapatkan ganti rugi senilai Rp.900 juta. Saat
            ini masyarakat Kanibungan sedang menuntut kewajiban perusahaan
            untuk mereklamasi lubang pasca penambangan batubara. Saat ini
            sebagian masyarakat sudah mulai resah dan khawatir terhadap
            aktivitas tambang di pulau mereka.
                Proses masuknya PT SILO di pulau Sebuku menggunakan
            pendekatan melalui aparatur desa juga tokoh masyarakat dan
            tokoh agama di desa Rampa dan Sungai Bali. PT SILO berhasil
            merayu para ketua kelompok sawit rakyat untuk melepaskan
            tanahnya. Melalui wawancara mendalam kepada salah satu anggota
            kelompok sawit tersebut, yang menceritakan bahwa saat itu
            tekanan untuk menjual dari para ketua kelompok cukup tinggi,
            sehingga kelompok minoritas yang tidak ingin menjual tanahnya
            terpaksa merelakan. Bahkan pemilik kebun sawit tersebut tidak
            mendapatkan pembayaran cash secara langsung, SILO berdalih
            tidak memiliki uang dan pada akhirnya dibayar secara angsur hingga
            6 bulan. Sebagian besar pemilik yang menjual kebun sawit secara
            sukarela tersebut berharap bisa menjadi karyawan di PT SILO,
            dan itu juga yang dijanjikan oleh perusahaan diawal. Di sisi lain,
            kondisi yang tidak menguntungkan bagi pemilik kebun menambah
            pilihan menjual tanah menjadi jauh lebih menguntungkan, tidak
            adanya pasar untuk menampung hasil sawit dan harga yang rendah
            merupakan tekanan terbesar saat itu. Bahkan PT SILO berhasil
            menggunakan salah satu tokoh masyarakat yang dituakan, untuk
            menunjukan lubang yang mengandung bijih besi, karena dahulu
            Rusia pernah melakukan eksplorasi tambang di Pulau Sebuku.

                                    — 128 —
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152