Page 181 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 181
Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis
tingkat kesejahteraan masayarakat, dan sebaliknya, kebijakan
pengembangan wilayah yang salah akan memperburuk kondisi
kemiskinan dan menciptakan masalah baru bagi rakyat.
Dalam penelusuran di kabupaten Tasikmalaya dan Blitar,
terutama menyoroti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
memperlihatkan bagaimana wilayah perkotaan justru harus dilayani
oleh areal-areal pertanian disekitarnya. Hal ini membuat pusat
perkembangan wilayah, selalu dipusatkan di daerah perkotaan,
dan infrastruktur dikonsentrasikan untuk menghubungkan antara
desa-desa “pelayan” dengan kota-kota yang harus “dilayani”.
Selain itu, pengembangan wilayah yang ada di kedua kabupaten
(Tasikmalaya dan Blitar) nyata-nyata tidak mendudukkan faktor
ketimpangan struktur agraria sebagai bagian penting bagi alas dan
pondasi rancang bangun pembangunan daerah, khususnya dalam
agenda penanggulangan kemiskinan. Bahkan penyusunan tata
ruang yang sangat penting bagi desain program pembangunan di
daerah tersebut disusun atas dasar “proyek” kepada sekelompok
12
ahli yang melayani kepentingan elit di pemerintahan daerah .
Selaras dengan hal itu, prioritas agenda dan kebijakan
penaggulangan kemiskinan di Kabupaten Tasikmalaya dan
Blitar, yang juga merujuk pada hasil konseptual dari perencanaan
pengembangan wilayah mengalami persoalan serupa. Selain itu,
mekanisme dan manajemen program penanggulangan kemiskinan
12. Biasanya kelompok ini beroperasi di instansi-instansi yang membutuhkan
jasa pembuatan dokumen dan rencana kerja di daerah-daerah, yang
memanfaatkan gagapnya pemerintah daerah menerima akibat desentralisasi.
Lihat lebih jauh, Peluso, Affif, Fauzi,”Claiming the Grounds for Reform:
Agrarian and Environmental Movements in Indonesia “ dalam Borras (ed)
Trans-National Agrarian Movements, (Willey-Blackwell ; West Sussex, 2008),
hlm.225.
— 162 —