Page 183 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 183

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            atas, tanpa melihat lebih jauh persoalan ketimpangan struktur
            agraria yang melingkupinya?
                Sayangnya, pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Blitar
            (mungkin juga banyak terjadi di kabupaten lain di Indonesia)
            belum melihat problem kemiskinan sebagai suatu konsekuensi
            dari ketimpangan dan ketidakadilan struktural (politik, sosial,
            ekonomi) yang lebih kompleks, atau apa yang di istilahkan Mosse
            (2007) sebagai sebuah Kemiskinan Relasional. Dalam makna
            ini kemiskinan adalah suatu konsekuensi, maka ia merupakan
            efek dari relasi-relasi sosial, dan hubungan-hubungan kekuasaan
            yang timpang, baik ekonomi, tetapi juga sosial, politik, budaya,
            termasuk di dalamnya adalah ketimpangan struktur agraria. Kondisi
            Kabupaten Blitar dan Tasikmalaya yang dihuni oleh beragam
            perkebunan dengan sebaran kelompok miskin yang berada di
            sekitarnya (lihat gambar 1 dan 2, Peta sebaran kelompok miskin),
            bahkan untuk kasus Blitar jelas diperlihatkan bahwa kantong
            kemiskinan berada di sekitar perkebunan dan juga menjadi pusat
            konflik agraria. Maka, sulit meletakkan problem kemiskinan
            mengabaikan beragam ketimpangan dan ketidakadilan struktural
            tersebut. Tidak tersentuhnya akar kemiskinan menjadikan
            program-program kemiskinan tak pernah mampu dirasakan dan
            menyelesaiakan persoalan kemiskinan di pedesaan Tasikmalaya
                                                                   14
            dan Blitar. Di beberapa desa yang menjadi kasus penelitian ini ,


            14. Untuk Kabupaten Tasikmalaya desa yang menjadi studi kasus penelitian
               adalah desa Sukawangun Kecamatan Karang Nunggal, sedangkan di
               Kabupaten Blitar adalah dusun Gambar Anyar desa Sendang Asri kecamatan
               Nglegok. Di kedua desa ini dilakukan pendalaman dengan metode live in
               dan pengamatan terlibat (participant observer), untuk melihat sampai mana
               kebijakan pertanahan dan agenda kemsikinan dirasakan oleh warga desa.
               Selain itu juga digali lebih jauh bagaimana inisiatif rakyat dapat muncul

                                    — 164 —
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188